You Are My Heaven Part 5



By : LOVELO

Aku dan Orion kini berada di apartemen Queen Angel, apartemen paling mewah yang belum pernah aku lihat semasa hidup di dunia.
Beruntungnya aku karena Queen Angel adalah malaikat yang sangat baik hati.
"Aku memiliki satu tiket ke surga, hadiah dari Shine Angel saat aku diangkat menjadi Malaikat Penjemput Jiwa. Aku menyimpannya untuk Ibuku jika nanti Ibu meninggal dunia kelak. Tapi aku memiliki keyakinan, tanpa tiket dariku pun, Ibuku akan masuk surga seperti Ayahku.." Queen Angel tersenyum sambil menatap aku dan Orion.
Jantungku berdebar kencang.
"Aku akan memberikannya pada Orion.." lanjut Queen Angel membuatku ingin berteriak senang. Aku menatap Orion yang juga sedang menatapku. Kami menautkan tangan dan saling menggenggam.
"Benarkah?" tanyaku dan Orion berbarengan.
"Ya, tapi tentu saja ada syaratnya.."
"Apapun akan kulakukan Queen, apapun.." aku menguatkan genggaman tanganku.
"Kau turunlah ke bumi, temui seseorang disana.."
"Siapa?"
"Atariz, dia kekasihku.." wajah cantik Queen Angel terlihat redup saat menyebutkan nama itu.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Temuilah dia, katakan padanya kalau aku memaafkannya.."
"Itu saja?" keningku berkerut.
"Itu saja, tapi tak akan mudah Layung.." Queen Angel menatapku tepat di manik mata.
"Jika neraka saja bisa aku masuki untuk Orion, apakah ada yang bisa lebih sulit dari itu? Percayalah, aku akan melakukan tugas ini.." janjiku penuh keyakinan.
"Berapa sticker waktu yang kau miliki?"
"Satu.."
"Berarti waktumu tak banyak!"
"Aku akan melakukannya secepat mungkin.."
"Tapi jika kau terlambat kembali, kau akan tersesat, bumi tak akan menerimamu, Heavensnow juga akan menolakmu! hidupmu akan jauh lebih menyakitkan daripada tinggal di neraka!" Queen Angel menatapku cemas.
Orion menggelengkan kepalanya.
"Resikonya terlalu mengerikan, jangan..! jangan berkorban terlalu besar untukku, sungguh, jika itu sampai terjadi dan kau tak kembali, aku akan memilih neraka saja.." Orion menangkupkan kedua tangan menutupi wajahnya.
"Kalian hanya harus percaya padaku.." aku meyakinkan sekali lagi. Queen Angel menatapku dalam, dan akhirnya..
"Baiklah, aku percaya padamu.." Queen Angel tersenyum.
"Queen.. Terima kasih..!" aku memeluknya erat, mataku berkaca.
"Layung, aku sudah pernah bilang, jangan pernah memelukku, kau hanya akan membuat kilau ditubuhku berkurang!" Queen Angel mengomeliku keras, tapi tak menghempaskanku lagi kelantai seperti pertama kali aku pernah memeluknya untuk berterima kasih.
"Kau baik sekali Queen Angel.. Bolehkah aku juga memelukmu?" mata Orion juga basah.
"Tentu saja, kemarilah.." Queen melepaskan pelukanku dan menghempaskanku ke tembok, sebagai gantinya dia merengkuh Orion kedalam pelukannya.
Duh..
#####
Aku melihat wajah tampan dalam foto didepanku. Aku mengingatnya sungguh-sungguh. Atariz..
Dia yang akan kutemui nanti di bumi.
"Layung.." suara Orion memecahkan kesunyian yang tercipta sejak kami duduk berdua setengah jam yang lalu.
"Ya.." aku mengalihkan pandanganku ke wajahnya.
"Kau.. Kau sangat baik padaku, apa kau seperti ini pada setiap jiwa yang kau antarkan dan memohonkan surga untuk setiap jiwa yang harusnya berada didalam neraka?" tanya Orion dengan wajah agak menunduk.
"Hanya padamu.." kuberanikan diri menatap wajahnya.
"Kenapa?" Orion mendongak.
"Karena aku tidak sanggup melihat jiwa seorang yang kucintai berada dalam tempat yang mengerikan.."
"Cinta?" Orion terkejut. "Sebenarnya dari awal aku ingin sekali menanyakan ini padamu.." lanjutnya lagi.
"Apa.. Apa kau mengenalku?"
Deg.
Giliran aku yang terkejut.
Jadi.. Jadi dari awal dia tidak mengenaliku? Aku mengusap rambutku resah.
"Orion.. Apa kau tak mengenalku?" aku balik bertanya padanya.
Orion menggelengkan kepalanya. Dadaku sakit..
"Tapi kau menyebutkan namaku saat itu.." aku masih berharap Orion mengingatku.
"Malaikat yang mencabut nyawaku mengatakan, tugasnya telah selesai dan malaikat bernama Layung akan mengantarkanku menuju neraka.." Orion menatapku sedih.
Aku menarik napas panjang dan kuhembuskan perlahan. Aku berdiri, ingin bergegas menemui Queen Angel, tapi ketika aku membalikkan badanku, malaikat cantik itu sudah berdiri dihadapanku.
"Queen? Kau mengejutkanku!" aku menekan dadaku.
"Kau ingin bertanya padaku kan, kenapa Orion tidak mengenalimu?" Queen Angel tersenyum, safir dimatanya terlihat menakjubkan.
Aku mengangguk, dan tidak perlu bertanya kembali.
"Semua yang telah mati akan terputus dengan dunianya, mereka tidak lagi memiliki tali yang bisa menghubungkannya dengan hal-hal yang terjadi di dunia yang ditinggalkannya. Mereka tidak lagi mengenali keluarganya juga teman-teman mereka, kecuali ketika mereka sama-sama masuk surga. Mereka melupakan kecintaannya semasa didunia, mereka tak lagi merasakan apa yang pernah mereka rasakan saat didunia.." Queen Angel menjelaskan panjang lebar, dan mataku terus menatap wajah Orion yang sendu.
"Tapi, kenapa aku mengenalinya! Kenapa aku masih merindukan Mama dan Papaku, adikku, dan juga perasaan cinta ini, kenapa masih ada?" tanyaku bertubi-tubi.
"Karena kau istimewa.." Queen Angel tersenyum, lalu tubuhnya disinari cahaya perak, hanya sekedipan mata, tubuhnyapun lenyap, dan hanya meninggalkan wangi melati ditempat dia berdiri tadi.
"Queen! Aku belum selesai!" teriakku sia-sia.
"Layung.." suara Orion kembali memanggilku.
Aku menghela napas, kuhampiri Orion dan duduk disampingnya kembali.
"Ketika aku di dunia, aku siapa bagimu? Apakah aku adalah seseorang yang berarti untukmu?" tanya Orion sambil menatapku dari samping.
"Bagiku kau adalah hujan.." jawabku tanpa menoleh. Aku tau ada wajah Orion disitu, dan balas menatapnya hanya akan membuatku tergoda untuk menciumnya. Tidak.. Aku tidak ingin mencium seseorang yang tidak mengenaliku.
"Hujan?" Orion bertanya heran.
"Ya, kau adalah hujan. Kau tau arti namaku? Layung adalah pelangi, dan pelangi ada setelah hujan, jadi tentu saja kau sangat berarti untukku.."
Orion terdiam, dan tersenyum samar.
"Ketika di dunia, apa aku adalah seseorang yang menyenangkan untukmu?" tanya Orion lagi. Dia tersenyum dan masih menatapku.
Kali ini aku menoleh, kutatap matanya dalam-dalam..
"Kau.. Adalah.. Seseorang.. Yang.. Sangat.. Menyebalkan!" penggalan kalimatku membuat senyumnya pudar. Aku ingin tertawa, tapi kutahan dalam hati.
"Benarkah?" wajahnya tampak sedih sekarang.
"Bodoh.." aku mengacaukan rambutnya, tak memberinya jawaban yang dia inginkan.
Orion, dia bukan hanya menyenangkan, tapi juga membuat hidupku sangat berwarna. Dia adalah warna merah pada susunan pelangiku.
"Tidurlah, tepat jam 12 malam ini aku akan turun kebumi, doakan agar tugas dari Queen Angel bisa aku selesaikan, dan kau bisa segera masuk ke surga." aku bangkit dari dudukku dan mengulurkan tanganku padanya.
"Kau masih punya waktu untuk membatalkan kepergianmu.." Orion kini berdiri dihadapanku.
"Dan kau masih punya waktu untuk memelukku.." bisikku lirih.
"Kau ini.." Orion tersenyum, menundukkan wajahnya. Aku melihat semburat merah dadu di pipinya yang halus.
Lalu kulihat dia melangkah mendekatiku, membuat jantungku berdegup liar.
Dan ketika tangannya merengkuh tubuhku kedalam pelukannya, aku merasa sangat tenang, jantungku kembali berdetak normal, berdetak berdekatan dengan jantungnya. Rasanya sangat nyaman, hanya dia yang bisa membuatku seperti ini. Hanya dia..
"Berjanjilah kau akan kembali.." bisiknya ditelingaku.
Aku memeluknya lebih erat sebagai pengganti jawabanku.
Bersambung~

0 komentar:

Posting Komentar