JEALOUS Part 4


Bye: Kim Hye So.
Di belakang kampus, jauh dari keramaian. Galih melangkah dari gang di luar pagar. Menerobos lewat taman dan sembari membawa tugas kuliah. Akhir-akhir ini ia sibuk, sehingga beberapa mata kuliah tidak diikutinya. Dan ia harus mengkopi dan mengikuti kelas lain selain yang sudah tersusun di jadwalnya.
Ketika sendirian ia melewati taman belakang kampus, tiba-tiba Seger menghentikan langkahnya. Lalu tanpa basa-basi sebuah tinju melayang di dagu lelaki itu. Karena ia tak siap, maka ia terdorong ke belakang. Nyaris jatuh, kalau tidak seseorang menolongnya.
"Thanks Zham.."
"Siapa dia?" tanya Izham, teman Galih
"Anak semester enam."
"Kenapa?"
"Cemburu. Pacarnya mengajakku belanja. Entah sengaja atau emang dia butuh ditemani. Lalu di Mall bertemu dia. Dia marah besar pada pacarnya, bahkan mengajak berpisah. Padahal aku tahu kekasihnya sangat baik dan penyabar. Dan jelas tidak selingkuh. Ini hanya salah paham saja." Galih menjelaskan pada Izham
"Tapi dia memukulmu."
"Aku tidak menduga, tenang saja Zham!"
"Baru semester enam saja sudah sok jagoan!" umpat Izham
"Siapapun kau, jangan ikut campur! Ini urusan kami berdua." bentak Seger.
"Jangan sok kau! Dengar! Kalau kau tahu siapa Galih, kau akan sangat menyesal karena telah memukulnya. Perbuatanmu ini melukai sahabat-sahabat dekatnya."
"Aku tidak ada urusan denganmu."
"Bajingan!" geram Izham. Ia menatap tajam Seger yang seperti menantang. Galih menyentuh bahu sahabatnya itu.
"Tenang Zham! Dia bukan lawanku. Percayalah! Tapi aku tak mau ribut di kampus."
"Tapi dia perlu diberi pelajaran!"
"Tenang! Ini urusanku. Kau lihat saja." Galih tersenyum pada Seger.
"Kau terlalu sombong Seger! Asal kau tahu, Lana tak pernah selingkuh. Ia terlalu setia untuk lelaki sepertimu! Tapi dia bersyukur karena kau telah mengajaknya berpisah."
"Itu semua karena kau!"
"Dasar lelaki bodoh!"
"Apa kau bilang?"
"Kau bodoh. Seharusnya kau tahu, tak ada apa-apa antara aku dan dia. Bahkan aku yang telah menyelamatkannya ketika tergelincir di escalator. Lana pemuda yang baik. Sayang kekasihnya seperti preman pasar."
"Dasar playboy!"
"Apa tidak salah? Bukannya kau? Jangan mentang-mentang kaya anak muda! Ini kampus! Siapa tahu kekayaan keluargamu adalah hasil korupsi."
"Bajingan!"
"Dengar! Sesungguhnya Lana beruntung karena telah lepas darimu. Berpisah adalah hal terbaik untukmu. Karena kau tidak pantas mendapatkan cinta suci Lana."
"Sialan!"
"Sayang sekali, kau tidak tahu tingginya langit. Kesombonganmu telah menutup matamu sehingga kau tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah."
"Jangan mengguruiku!"
"Aku lebih pantas menceramahimu, karena sebagai lelaki kau masih sangat kosong, kau masih nol besar. Gayamu seperti preman di depanku. Jangan menyesal!"
"Sialan, kau harus dihajar!" ucap Seger penuh emosi.
Seger menerjang dengan sebuah pukulan garang. Namun ia memang tak tahu siapa Galih. Lelaki yang menjadi instruktur untuk beberapa seni bela diri di kampus, seperti karate dan taek won do. Ia jagonya.
Tapi Seger memang lelaki yang masih minim pengalaman. Ia tak tahu bahwa lelaki di depannya adalah mantan ketua senat yang disegani. Yang sebentar lagi akan wisuda.
Serangan itu dengan cepat diantisipasi oleh Galih. Dengan gerakan mundur satu langkah, lalu menangkap tinju Seger, kemudian menekuk tangan itu dan membanting Seger hingga ia terpelanting ke semak-semak. Ketika bangun wajah Seger merah padam. Ia tak tahu Galih menggunakan gerakan macam apa, tahu-tahu tubuhnya terdorong cepat sekali ke rerumputan. Wajahnya sedikit tergores oleh ranting-ranting kering.
"Sialan!" maki Seger geram. Lelaki tampan keturunan Ingris itu meradang.
Ia meninju lagi dengan keras. Gerakan Seger sebenarnya sudah cukup cepat. Sayang sekali ia tidak tahu siapa Galih Laksono. Ia sama sekali tidak tahu. Mantan ketua senat itu aktif sebagai pelatih taek won do.
Di mata Galih, gerakan Seger terlihat sangat lambat. Mata Galih sudah begitu terlatih. Kali ini ia menangkap lengan kekar itu, ia tekuk dan ia balik jemarinya. Lalu sikutnya dengan keras menghantam mulut Seger.
Gerakannya begitu cepat, tahu-tahu mulut Seger sudah berdarah. Namun tak berhenti disitu, dengan meminjam tenaga kasar Seger, Galih membanting tubuh itu dengan cepat.
Untuk kedua kalinya lelaki itu terbanting dan Galih langsung memutar jemari tangan dan lengan Seger, sehingga lelaki itu berteriak kesakitan.
"Nah, pantas tidak kau memukulku?"
"Achh, sorry, maafkan aku.."
"Kau menyadari dirimu bodoh? Ingat! Jika orang tuamu korupsi, yang kekayaannya membuatmu sombong, aku akan mengerahkan seluruh mahasiswa untuk mendatangi rumahmu!"
"Acchh, aduhh..!"
"Iya, aku akan memutuskan tiga jarimu, jika kau tidak minta maaf padaku dan tidak minta maaf pada Lana. Ingat! Kau ini belum melamar Lana, jangan memperlakukan seseorang seperti budakmu saja. Apa hakmu memaki-maki? Karena kau kaya? Kau salah, kekayaanmu tak ada apa-apanya dibanding keluarga Lana. Begitu saja sombong!"
"Iya, iya. Aku minta maaf..."
"Benarkah? Atau kupatahkan lengan kirimu. Aku sungguh mampu melakukannya, mau bukti?"
"Acch, aduh iya maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Maafkan aku!"
"Kau menyadari kesalahanmu?"
"iya..."
"Dengar! Sebenarnya aku tidak ada apa-apa dengan Lana, ia sahabat dekatku saja. Tapi melihatmu, aku jadi kasihan pada Lana. Jauhi dia! Tapi kau harus minta maaf dulu padanya! Jauhi Lana! Biarkan ia yang menentukan langkah hidupnya! Ingat! AKU YANG AKAN MENCINTAI LANA! Aku tidak rela jika ia jatuh ke lelaki sepertimu. Bukan saja kau tidak bisa melindunginya. Gayamu saja sudah sombong. Tidak enak untuk dijadikan teman, tidak pantas untuk dijadikan kekasih. Nah, kalau kau penasaran, temui aku disini, kapan saja. Aku Galih, pelatih taek won do dan karate di kampus kita..."
"Dan jangan lupa, dia mantan ketua senat yang paling dihormati dan disegani." tambah Izham yang juga ikut jengkel.
"Aku dan teman-teman yang lain siap di belakangnya, jika kau tidak terima." imbuhnya
Mendengar pengakuan Galih dan ucapan Izham, Seger terperangah. Ia kaget tak menduga. Jadi lelaki inikah yang menjadi legenda di kampus ini? Lelaki inikah yang melatih para menwa? Yang melatih karate dan taek won do? Mantan mahasiwa teladan? Mantan karateka nasional itu? Dan sekarang dia yang menangani kegiatan taek won do di kampus? Pantas saja menyentuhpun ia tak sanggup. Jangankan menyentuh, malah tubuhnya yang babak belur.
"Maaf Mas Galih! Maafkan aku."
"Bener?"
"Iya!"
"Kau menyadari kesalahanmu?"
"Iya..."
"Mau memenuhi permintaanku?"
"Katakan saja mas!"
"Lana sudah bahagia karena lepas darimu. Itu satu kesalahan yang tak termaafkan. Maka yang melindungi Lana adalah aku. Jika kau menggodanya, kau akan berhadapan denganku. Jika kau marah, kau juga akan berhadapan denganku. Bagaimana?"
"Ya, saya nyerah.."
"Jangan begitu! Sanggup menerima syaratku atau salah satu jarimu aku patahkan?"
"Jangan mas!"
"Jadi?"
"Saya terima syarat dari Mas Galih!"
"Yang benar?"
"Iya mas!"
"Okay, syarat kedua, jauhi Lana setelah kau meminta maaf! Temui dia dalam sehari ini. Jika kau besok belum menemuinya, aku akan mengirim lima orang untuk menyeretmu agar kau mau minta maaf pada Lana!"
"Baik, saya terima..."
"Nah, berdirilah!"
Seger berdiri. Ia menatap Galih dan Izham. Dua lelaki gagah yang mungkin masih memiliki banyak anak buah.
"Maafkan aku mas!"
"Lain kali kau harus tahu, di atas langit masih ada langit. Jangan terlalu sombong dengan kekayaanmu!"
"Ya, saya menyesal..."
"Pergilah!"
Seger pun pergi. Diiringi pandangan Galih dan Izham. Kedua lelaki itu kemudian melangkah ke kantin. Mencari minuman segar untuk membasahi tenggorokan.

0 komentar:

Posting Komentar