"Orion?" sapa Raga setelah menyadari kehadiran Orion.
"Hey, ada party ya? Kok aku nggak diundang?" Orion duduk disampingku, nada bicaranya terdengar ceria, tapi aku merasa nada itu terlalu dipaksakan.
"Party tugas, Layung sedang bertapa dengan laptopnya dan aku datang buat mengganggunya.." Raga tertawa, mata setengah jepangnya menyipit membentuk garis. Dia sangat imut kalau sedang tertawa.
Baiklah, bukan waktunya untuk mengagumi wajah imut Raga, apalagi disaat aku merasa Orion tampak cemburu melihat Raga ada disini.
Well, mungkin aku berlebihan dengan mengatakan Orion cemburu, tapi lihatlah jarinya yang kini sibuk mengetuk-ngetuk lantai kayu tempatnya duduk. Aku mengenalnya sebagai kebiasaan Orion jika sedang kesal.
Raga pamit pulang setelah mengatakan nanti malam akan menelponku.
"Makin akrab aja ya, Raga sama kamu.."
Deg.
Kalimat Orion barusan kenapa terasa menyengat ya? Aku mengeluh dalam hati.
Aku hanya tersenyum sambil berusaha menekan perasaan resah yang tiba-tiba muncul.
"Katanya nggak bisa kesini karena ada Mama dan Papamu datang?" aku mengalihkan pembicaraan.
"Mereka sedang pacaran dirumah, jadi aku diusirnya keluar.." Orion tertawa. Aku tau dia sedang bercanda, itu adalah kebiasaannya untuk meredakan kesalnya.
"Harusnya kau bawa kopermu lalu pindah kemari.." aku menanggapi candanya.
Orion tertawa. Dan kami menghabiskan sore ini dengan berenang bersama.
#####
Senin yang sibuk, setelah kepala dibuat berdenyut karena mendadak ada kuis, ditambah lagi aku mendapat pesan singkat dari kapten basket yang meminta anggota team untuk rapat mendadak terkait kompetisi bulan depan.
Aku harus bertemu Orion dulu, dia menungguku untuk pulang bersama. Karena kecelakaan itu mobilku masih harus dalam perawatan bengkel, Orion yang berbaik hati menjemput dan mengantarku ke campus.
Aku berjalan cepat nyaris berlari menaiki tangga kelantai tiga kelas Orion berada. Napasku tersengal begitu tiba dihadapan Orion.
"Aku baru mau turun.." Orion menyambutku dengan senyumnya yang lebar.
"Ri, kau pulang duluan aja, aku ada rapat team.." kataku setelah berhasil mengumpulkan oksigen di rongga dadaku.
"Aku nunggu aja sampai kamu selesai rapat.."
"Takutnya lama Ri." aku menatap wajah didepanku sepuas hati.
"Nanti kamu pulang sama siapa?" ada nada kecewa yang terbaca olehku.
"Nanti bisa nebeng sama Putra, kan satu arah sama dia.." aku kembali menarik napas panjang.
"Iya deh, ya ampuun sampai keringetan gini!" Orion baru sadar dengan penampilanku yang basah.
"Salahmu kenapa kelasnya dilantai tiga.." aku menerima tissue yang disodorkan Orion.
"Dih.. nyalahin kelas, kamu kan bisa SMS aja atau telpon, ngapain naik segala coba?" Orion membantu mengusapkan tissue di keningku.
"Aku pengen liat kamu dulu sebentar.." kataku sambil mengedipkan mata.
"Dasar kakek gayung! Genit!!" Orion melemparku dengan tissue bekas.
Aku tertawa melihat pink di wajah Orion, selalu begitu setiap aku menggodanya, malah belakangan ini pink nya semakin parah. Dan aku sangat menikmatinya.
#####
Aku melihat jam ditanganku, sudah pukul lima sore.
Rapatnya tidak terlalu lama sebenarnya, tapi kapten basketku berulang tahun hari ini, jadi ada party kecil untuk memberinya surprise. Kami delivery pizza dan makan bersama.
Rapatnya tidak terlalu lama sebenarnya, tapi kapten basketku berulang tahun hari ini, jadi ada party kecil untuk memberinya surprise. Kami delivery pizza dan makan bersama.
Aku dan Putra berjalan ketempat parkir yang terletak di depan auditorium gedung rektorat. Aku akan pulang bersamanya.
Tapi dari jauh aku melihat Raga berdiri disamping mobilnya, dia menyadari keberadaanku dan langsung melambaikan tangan.
Raga ternyata datang ke campus untuk menjemputku, Putra pun pamit untuk pulang duluan.
"Kok tau aku masih di campus?" aku menatap Raga yang sore ini tampak keren dengan kemeja hitam yang lengannya digulung sampai siku. Lengannya yang putih terlihat jelas. Sexy..
Beberapa detik aku terpana.
Beberapa detik aku terpana.
''Tadi aku kerumahmu, kata Mama kamu masih di campus sama anak-anak basket, jadi aku kesini, pengen ajak kamu jalan.." Raga mengulurkan sebotol air mineral untukku.
"Thanks, ada acara apa nih ngajakin aku jalan?" aku membasahi tenggorokanku dengan air pemberian Raga.
"Ada yang pengen aku bicarain sama kamu.." wajah Raga tampak serius, perutku jadi mencelos tidak karuan.
"Tapi aku nggak bawa baju ganti, belum mandi lagi.." sebenarnya ini penolakanku secara halus, tapi Raga sepertinya sedang tidak ingin menerima penolakan.
"Nggak apa-apa, masih cakep kok,," Raga tersenyum manis, sambil menekan tombol remote untuk membuka pintu mobilnya.
Aku memang tak pandai membuat alasan.
Ketika aku berjalan memutar untuk membuka pintu mobil Raga, aku melihat Orion sedang berjalan ke arahku.
Deg.
Jantungku berdetak dengan sangat kacau, aku melihat wajah Orion tampak kecewa.
Aku berjalan mendekati Orion, kami berdiri berhadapan.
"Kok nggak bilang mau jemput?" tanyaku sambil menatap Orion yang hanya diam menatapku.
"Aku SMS tapi nggak ada balas, aku juga beberapa kali telpon, tapi nggak kamu angkat, aku pikir rapatmu pasti sangat penting jadi nggak bisa terima telpon, aku cuma mau bilang kalau aku nunggu disini sampai rapat kamu selesai.." kalimat Orion sangat menyesakkan dadaku. Aku baru sadar kalau Orion belum mengganti bajunya, berarti dia sama sekali belum pulang kerumahnya, rambutnya yang biasanya rapi pun kini terlihat berantakan. Orion menungguku lebih dari empat jam!
Ya Tuhan, Orionku..
Bersambung~
0 komentar:
Posting Komentar