Walau Tak Mudah



By : Galih Ramdani Prasetia

Sesungguhnya aku tak rela kau pergi, tinggalkanku sendiri. Tanpamu aku hanya sebutir debu, tanpamu aku bagai orang tanpa rasa. Tapi kehendak berkata lain. . Kau pergi, aku harus melupakanmu. . Walau tak mudah. .
-18 Agustus 2013-
Kalian tau arti kebahagiaan? Bahagia itu buatku ketika dua insan menjadi satu dan saling mencintai. Hari ini aku resmi menjadi bagian dari hidupnya, aku Hilmy kelas XI disekolah Negeri dikota ini, hari ini aku merasa bahagia, karena hari ini aku resmi menjadi pacarnya Kak Agha, kakak kelasku. Jujur, aku suka sama dia dari waktu aku kelas 1 SMA dan hari ini, tepatnya tanggal 18 Agustus 2013.
Hari-hari bahagia, dia sungguh lucu, meski terlihat cuek dan judes tapi itu bukan penghalang bagiku untuk mencintainya. Dan malam ini, dia akan menginap di rumahku. Ohh Tuhaan. . Apa ini mimpi? Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku untuk selamanya. . *lebay. Dia-pun datang membawa motor matic hitamnya, dia melempar senyum kearahku, akupun membalas senyumnya.
Malam yang indah, dia ada disini (disisiku), mengisi kosongku dan berkata sayang. . Tak pernah ku ragu, hanya dirinya satu, tak pernah ku ragu cerita cintaku bersamanya. Oh bintang. . Bawa aku terbang tinggi, bersamanya. Karena hanya dia yang aku mau. . Ohh bintang, kabulkan permohonanku. .
Waktu terasa berjalan begitu cepat, kini aku dan dia melewati masa-masa bahagia yang ke 2 bulan. Dan aku berencana memberikan sebuah boneka Vierramon kepadanya. Dan mala mini-pun dia akan kerumahku untuk menginap, dengan biasa dia membawa motor mio hitamnya. Kita-pun mengobrol kesana-kemari tentang hubungan kita, dan kini saatnya aku memberikan boneka vierramon itu. .
“A, ini buat aa. Hadiah di ulang bulan kita yang ke-dua. .” kataku sambil ngasih boneka tersebut. . dia-pun terkesima sesaat, wajahnya berbinar melihat boneka vierramon yang saat ini aku pegang
“itu? Buatku? Aaaaaaaaaa makasih dee” katanya sambil kegirangan memelukku, “aku juga punya sesuatu untuk kamu. . .” katanya sesaat setelah melepas pelukannya padaku, “ini dia… ku harap kamu suka. . .” sambungnya. . Aku-pun mengambil bungkusan itu yang ku telah tertebak bahwa isinya adalah figura, dan yapp itu figura. Di dalam figura itu terdapat sebuah gambar, dan ada beberapa tulisan kecil yang aku tau bahwa tulisan itu adalah lirik lagu.
Cinta itu memang indah, jika saling berbagi satu sama lain. . . . .
Hingga saat semua kebahagiaan itu hancur. . . .
-November 2013-
Rasa sesak, sakit datang seakan bertubi kepadaku. Aku yang saat ini lemah, banyak menitihkan air mata. Entah aku ini manusia bodoh atau apa. Tapi aku sangat mencintainya, mencintai orang yang kini menyakitiku. Hubunganku dengannya sudah hamper 3 bulan, tapi beberapa hari kebelakang dia berubah, menjadi kasar, dan sebegitunya menyalahkanku.
Kini aku berada dalam ruang hampa dan kosong. Entah sudah beberapa hari aku tak menjalani kegiatanku sebagai pelajar. Bukan karena aku males, bosan tapi karena aku sakit. Aku tak kuasa jika bertemu dengannya, melihat amarah darinya. Tapi, aku selalu bertanya-menerka. Apa salahku padanya? Sehingga dia sebegitu bencinya padaku. Siang ini, teman-temanku datang menjengukku dengan membawa kue, kita makan bersama. Ada temanku menanyakan keadaanku, tapi aku selalu menjawab “aku tidak apa-apa” dan tersenyum kearah mereka. Ku lihat mereka sangat peduli padaku.
Sore ini aku berniat menuju kerumahnya denga membawa sepeda motor, jujur aku belum lancer memakai sepeda motor, tapi apa boleh buat, keadaan yang memaksa aku nekat. Kini, aku berada tepat didepan rumahnya, rumah yang tak terlalu begitu besar. Aku terdiam terpaku melihat rumah ini, tak lama deru sepeda motor membuyarkan lamunan kecil-ku, ku lihat dia mengendarai sepeda motor itu, seseorang berkacamata sedang melihat tegas kearahku, aku-pun menunduk, tak kuasa melihat tatapan matanya yang membuat hatiku sakit. Dia-pun menyuruhku masuk kedalam rumahnya, didalam-pun aku hanya menunduk dalam diam. Kami berdua terdiam beberapa saat. . . .
“Mau apa kamu kesini. .?” Tanya dia padaku, suaranya membuatku tertohok. . aku tetap diam, aku tercekat, seakan suaraku hanya sampe tenggorokan, “Mau apa kamu kesini?” tanyanya lagi, kini lebih keras. .
“A. .Aku, hanya mau. . mi. .minta pen-jelasan. .mu. .” Suaraku terdengar sangat parau dan pilu, air mataku tak terbendung, dan aku berusaha tetap tegar dihadapannya .
“Penjelasan apa lagi hah?” katanya geram kepadaku, “apa semua itu belum cukup?” katanya tajam seakan menusuk hatiku. . . “Pulang. . .” surunya padaku, “Ayo pulang sana. . .” katanya dan kini dia berdiri dihadapanku. . aku hanya menunduk, dan tak terasa satu bulir air mataku jatuh menerjang kelopak mataku. . .
“B-baikk… Aku pulang, dan aku ingin menyerahkan ini. . .” kataku berdiri dan menyerahkan figura yang dulu ia berikan kepadaku,
“Baik. . sini tas-mu. .” katanya sambiol merebut paksa tasku, dan pergi ke kamarnya, aku-pun mengikutinya. . . dia memasukkan yang aku berikan kepadanya, tapi segera aku rampas tasku dari tangannya, dan aku keluarkan kembali barang-barang itu, dia terlihat geram dan berdecak. .
“Aku akan pulang, jika kamu simpan barang-barang itu. . .” kataku dan melangkah pergi meninggalkan kamarnya, sakit rasanya diperlakukan seperti ini. . Berat rasanya meninggalkannya dalam langkah ini, ohh Tuhan. . berikan jalan untuk semua ini…
Didalam perjalanan pulang, aku menitihkan air mataku. . . Langit-pun merasakan apa yang kini ku rasakan, pelan namun pasti rintikan air hujan menghujam bumi. Aku menangis dalam air hujan, aku gak peduli, aku sakit. . . Beberapa kali aku terjatuh dari motor, aku tak peduli. Aku lebih sakit diperlakukan seperti ini. .
Usai sudah hubunganku dan dia, aku takkan pernah lupa dan selalu mengingat, dikala kita jalin cinta, kisah kita buahi sesal. . . Dan, yang seharusnya kau yang ku panggil sayang, kini cinta telah usai. Aku tau, kamu-pun tau bahwa kita takkan lagi, mencinta, bercinta lupakan semua. Walau gelap, walau terang kita takkan pernah lagi kembalikan semua. Taukah, aku tak berdaya dan berharap kau dapat berubah dan kembali, kembali padaku. Dan aku terluka, kini ku harus bisa melupakannya. . .
-Walau Tak Mudah-
Akhirnya, kini aku sendiri. . Melewati hari dalam sepi, sunyi dalam bunyi. . Aku terpuruk, aku tak rela melepasnya, mengakhiri ikatan tali cinta yang telak kita buat selama ini, andai dia tau apa yang kini aku rasakan, andai dia peka, andai dia tau jika aku disini selalu menanti dan takkan pernah letih menunggunya. .
Aku tak pernah bosan tuk mencintainya, seberapa sakit-pun aku olehnya, cinta ini takkan hilang. Sesekali aku mengirim pesan padanya tak dia balas, melponnya tak dia angkat, bahkan akun facebook dan twitterku dia blokir. Bahkan pernah suatu hari, aku sms terus dia waktu disekolah, dia sangat marah padaku, sampai dia mencaci-ku dengan kata-kata kasar, aku hanya tersenyum getir menatap layar ponselku. Segitu bencinya dia sama aku?
Di sekolah-pun dia acuh padaku, tak menganggapku ada. Ingin ku menegurnya, namun apa yang akan terjadi jika aku menegurnya? Mungkin dia akan memukuliku. Mana janji yang ia berikan kepadaku? Yang katanya akan selalu mencintaiku, yang katanya akan selalu melindungiku? Mana? Bukankah aku yang seharusnya marah kepadanya? Kenapa selalu aku yang salah? Mengapa? Ini tak adil buatku. .! Sangat tak adil !
**Agha FOV**
Beberapa bulan sudah, aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Hilmy, rasa sesak tak tersisihkan dalam hatiku. Bayangannya selalu ada dalam lamunku. Ck. . ini menyebalkan, tapi. . Dia tak bersalah. . Sama sekali dia tak bersalah. . . Tuhan sejahat ini kah aku terhadapnya? Hanya masalah kecil, aku besar-besarkan. . .
Hari-hari aku tak tenang, bulan desember-pun aku berpacaran dengan alumnus sekolahku, namanya Daniel. Aku berpacaran dengannya hanya untuk melupakan bayang-bayang Hilmy. Akhir bulan ini aku dan dia berencana Tahun baruan bersamanya di Kota Kuningan. Semua yang aku jalani terasa hambar, entah aku merasa bosan dengannya. . seakan tak ada cinta yang tumbuh dalam hati ini. Dan sebulan kemudian aku memutuskannya. Dan memutuskan untuk tidak berpacaran.
Aku memang salah, dan pantas mendapatkan penyesalan ini. Aku malu jika aku mengaku salah, mengaku kalah. . Aku terlalu egois dan gengsi meski itu untuk sebuah kebenaran. Kutuk aku Tuhan. .
**Hilmy FOV**
Hari-Minggu-Bulan ku lalui setegar mungkin, sedikit demi-sedikit aku bisa melupakannya, aku bisa bangkit. Aku selalu menyibukkan diri, dengan dance-ku kadang mengadakan belajar bareng sama teman-teman. Akhirnya aku bisa pulih kembali, makasih Tuhan telah member cobaan hingga aku bisa lebih tegar seperti sekarang. Sungguh aku tak menyesal dipertemukan dengannya. .
Pernah suatu ketika, dia mengirim pesan kepadaku, jika aku masuk 10 besar dikelas maka dia akan kembali kepadaku. Tapi setelah aku membuktikannya dan mendapat 10 besar di kelas, dia tidak memenuhi janjinya itu, dengan alasan. Ingin aku lebih focus ke sekolah. Kenapa dia bisa banget membuat janji dan tak menepatinya? Namun, aku tetap tegar. . .
Terpikir slalu bahwa aku tegar, aku tak pernah menyangka jika halanku akan seperti ini. Dia pergi tinggalkan aku, dengan janji-janji palsunya, namun tak ku pungkiri aku bahagia pernah mengenalnya. Terimakasih telah member sedikit keindahan dalam hidupku, dan berjuta kepedihan hingga aku bisa setegar sekarang. . .
-Akhir sebuah keputusan-
Selasa, 27 Mei 2014
Hari ini aku tampil dance, aku sangat berharap dia bisa melihat dance-ku. . Dulu dia pernah minta kepadaku, bahwa dihari ulang tahun sekolah aku harus nge-dance dan dipersembahkan untuknya. Oleh karena itu, aku sangat berharap dia ingat hal itu, dan berada disini. .
Aku-pun bersiap-siap untuk perform, aku menyapu seluruh jajaran penonton, tapi tak ku lihat dia. Aku-pun merasa tak bersemangat, hingga akhirnya ku lihat dia ada mengenakan baju kotak-kotak biru, celana putih. Aku –pun bertambah semangat , “ini untukku. . Agha. .” kataku dalam hati. . Akhirnya, perform-pun telah usai dan aku-pun beristirahat bersama teman-teman dance-ku. .
Malam harinya, ku buka akun facebook-ku ada beberapa notification, pesan dan beberapa yang minta pertemanan. Dan aku kaget, didalam daftar tersebut bahwa Agha meminta aku mengonfirmasi pertemanan, tanpa berpikir panjang aku segera nge-konfirm dia. Tak lama, ada pesan ke inbox facebook-ku dan ternyata dari Agha. Dia memintaku mengirim pesan lewat ponsel kepadanya. Hingga akhirnya aku sms-an kembali bersamanya. Inti pesannya, dia meminta maaf kepadaku dan mengaku salah, dan ku jawab , aku telah memaafkannya sejak dulu. . Terimakasih Tuhan. . .
Sabtu, 31 Mei 2014
Bagai sebuah mimpi, kini dia berada disampingku. . terlihat sangat canggung, inginrasanya aku ketawa melihat tingkahnya, tingkah kakak kelas ini. Dia-pun kembali meminta maaf kepadaku. Dia-pun menciumku, aku-pun membalas ciumannya, semakinlama semakin panas. . dan ku akhiri ciuman itu.
Kita sama-sama terdiam dalam sepinya malam, hingga aku berbicara dan memflashback semua yang pernah aku lalui bersamanya, dia merespon. Dan saat ku ceritakan saat dimana aku terpuruk karenanya dia hanya terdiam, dan meminta maaf kepadaku. .
“Hilmy, maafin a ya dulu a sempat-sempatnya membuat kamu begitu, kamu gak pantas medapatkan keburukan itu, kamu terlalu baik my. Maafin aa ya. . .” Katanya sendu, aku-pun hanya tersenyum
“Sudah, de telah memaafkan aa. Biar semua itu menjadi pelajaran buat kita dan itu kan dulu, yang lalu biarkan berlalu. . .” kataku mantap, dia-pun hanya tersenyum getir. . .
“Makasih ya de, a bener-bener beruntung dipertemukan sama kamu. . .” katanya sambil melukis senyumnya, senyum yang sangat ku rindukan. . . dan malam itu merupakan malam yang panjang buat aku dan dia, memutar kembali yang telah berlalu, kesedihan, kesenangan, kekecewaan. . Dan ku harap kejadian ini yang terakhir dalam hidupku. . .
Ke esokan harinya dia pulang, dan setelah itu mengirim pesan padaku. . .
“maafin a ya my, a bukan bermaksud apa-apa. . A hanya ingin menebus kesalahan a kepada kamu, dan maaf I can’t be with you as your boyfried, but don’t mean I don’t love you. . . a gak bisa bersamamu, karena a telah milik orang lain, namanya Mierra. Dia sholehah, semoga dengan dia disisi aa, a akan lebih baik. Kita akan berteman baik my, a janji. . dan kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi a, mungkin itu malam terakhir buat kita, sekali lagi maaf dan terimakasih. . . .”
Isi pesan itu, tak kuasa menahan air yang membendung dikelopak mataku setelah membaca pesan ini, tapi ku yakin. . Ini bukan akhir dari semuanya, ku harap semoga ini awal yang baik untukku dan untukknya untuk kedepannya. .
Mengapa aku disini kembali kepadanya, pada dirinya yang menyakiti hatiku, tuk kesekian kali. Namun aku hanya manusia biasa, yang sedang jatuh cinta. . Setelah berkali-kali dirinya pergi, tinggalkan aku sendiri di sini, dia mengkhianatiku. Tapi mengapa? Aku tetap menyambut dan mengharapkannya? Lagi-lagi ku berdiri di depannya. Yang seribu kali telah menyakiti hatiku, mungkin aku gila, aku tak tahu mengapa? Aku tak seharusnya seperti ini. Mencintai dirinya yang tak ingin dicinta.Tuhan tolong sadarkanku untuk melupakannya, walau tak mudah. . . .
-TAMAT-
Akhirnya cerpennya selesai dalam waktu singkat
Cerpen ini aku persembahkan buat mantanku
Maaf dulu aku pernah jahat sama kamu,
Dan buat para readers, kasih kritik dan sarannya
Makasih 
****
enjoy it! 

0 komentar:

Posting Komentar