You Are My Heaven Part 4




by : LOVELO

Orion..
Dia berdiri disamping mobil yang berhenti dipinggir jalan tidak jauh dari tempatku dan Deathy Angel berdiri.
"Ban mobilnya bocor!" teriak seorang laki-laki yang jongkok memeriksa ban belakang, aku mengenalinya, dia Dude, sahabatku juga dicampus.
"Hahaha, kebanyakan orang sih, ban mobilnya jadi BT.." Tawa Orion yang renyah kali ini malah merobek pertahananku untuk tidak lagi meneteskan air mata.
"Iya nih, turun dong! Bantuin dongkrak!" Dude mengetuk-ngetuk kaca mobil. Aku melihat Ane, Jesica, Garry dan tiga orang lain yang tak kukenal keluar dari mobil berwarna putih milik Orion.
Sementara yang lain membantu Dude mengganti ban mobil, aku melihat Orion dan Jesica beranjak ke bibir jurang untuk mengambil gambar dengan kamera mereka.
Jangan Orion! Teriakku dalam hati seraya ingin berlari kearahnya.
Tapi tanganku dicekal kuat. Deathy Angel menatapku tajam. Aku menggigit bibirku kuat-kuat. Aku meluruh jatuh dan berlutut ketika hembusan angin berkelebat disampingku.
Menyaksikan kematian orang yang kita cintai tepat didepan mata, taukah kalian bagaimana rasanya? Ya, seluruh kekuatan seperti dirampas tak bersisa..
Hanya hitungan detik, aku membuka mataku, dan melihat jiwamu sudah berdiri dihadapanku. Deathy Angel tak kulihat lagi. Hanya menyisakan wangi cendana yang selalu berhasil menenangkan syarafku.
Aku menguatkan hatiku untuk menggenggam tanganmu, ini waktunya aku mengantarkanmu ke tempat terakhir.
Kau tampan sekali Orion, kau sangat tampan, aku memujimu dalam hatiku.
Apakah Deathy Angel merenggut nyawamu dengan lembut Orion?
Sakitkah? Tanyaku perih masih dalam hati.
Kau hanya diam mengikuti langkahku, kau tak mengenaliku Orion.. Aku sedih sekali..
Aku menguatkan genggaman tanganku.
Tak apa yang penting aku mengenalimu..
Orion Sinaga..
Beberapa kali membuat Mamanya menangis, membantah ketika Papanya melarangnya memakai mobil, sibuk dengan sosial media ketika Mamanya meminta bantuan, mengabaikan kucing peliharaannya karena sibuk hang out dengan teman-teman campus dan membiarkan kucingnya mati karena lapar, dan sederet kesalahan lainnya..
Suara Gracia Angel malaikat pencatat semua kesalahan didunia terdengar jelas ditelingaku.
Aku tercekat.
Itu artinya aku harus mengantarkan Orion ke pintu gerbang neraka..
Tidak!
Jangan!
Jangan Tuhan, aku mohon..
Orion juga banyak melakukan kebaikan, dia pendonor darah tetap, dia relawan korban bencana ketika banjir melanda kota kami, banyak sekali kebaikan yang sudah dia lakukan Tuhan..
Air mataku kembali menetes.
Langkahku melambat.
Semakin dekat menuju pintu gerbang penuh kesakitan itu, dadaku semakin bergemuruh.
Maafkan aku Orion..
Air mataku semakin deras membasahi wajahku.
Selangkah lagi.
Aku berhenti dan menatap wajah Orion yang sendu. Kupandangi lekat wajah yang selama di dunia selalu menghiasi hari-hariku.
Aku bicara dengan mataku.
Bahu ini Orion, masih milikmu..
Segelnya memang sudah tak ada, tapi kau boleh meminjamnya kapanpun kau mau.. Karena segel itu telah kupatri dalam-dalam di hatiku.
Orion tersenyum dan balas memandangku.
"Terima kasih.. Layung.."
Deg.
Jantungku berdetak cepat.
Dia mengenaliku!
Tanpa sadar aku meraih tangan Orion, menggenggamnya kuat-kuat dan berbalik arah, menariknya berlari menjauhi pintu gerbang neraka.
Tempatmu bukan disana, Sayang!
#####
Cinta memang kadang tak pakai logika. Semua batasan kalau bisa inginnya diterjang habis demi satu nama, cinta..
Begitu kuatnya cinta bertahta, hingga tanpa sadar semua yang kau lakukan atas nama cinta, perlahan mematikan hatimu dan mengikatmu dengan simpul bernama penyesalan.
Tapi untukku, tak ada penyesalan jika itu adalah tentang menyelamatkan Orion.
"Aku tau kau akan melakukan hal ini Layung!"
Tiba-tiba Queen Angel sudah berdiri tegak dihadapanku dan Orion, membuat langkah kami terpaksa berhenti.
Aku tercekat, kueratkan genggaman tanganku pada tangan Orion dan mundur selangkah.
Malaikat cantik itu menatapku tajam, tangannya terlipat angkuh didepan dadanya.
"Queen.. Aku.. Aku.." terbata aku ingin memberi penjelasan pada Queen Angel, tapi belum sempat aku melanjutkan kalimatku, Queen Angel menggelengkan kepala, rambut indahnya yang panjang berkilau seperti disinari cahaya perak.
"Pembelaan ditolak!" Queen Angel masih menatapku tajam.
"Aku.. Aku siap menerima hukuman.." kataku lirih sambil menundukkan kepala.
Disampingku, Orion masih berdiri tenang. Dilepaskannya genggaman tanganku, lalu menjatuhkan diri, dia berlutut didepan Queen Angel.
"Dia tidak bersalah, aku yang membiarkan langkahku mengikutinya. Hukum aku saja, bukankah tempatku memang di neraka?" Orion mendongakkan kepalanya.
Orion..
Aku tak menunggu lama, kujatuhkan juga tubuhku, berlutut disamping Orion.
"Aku akan menukar hidupku dengan Orion, aku akan menukar hidupku dengan sticker waktu. Aku mohon Queen, ijinkan Orion tinggal di surga dan aku yang akan menggantikan tempatnya.." aku mengambil keputusan ini, aku tak ingin Orion merasakan sakit.
Orion menatapku, lalu tersenyum..
"Orion.." bisikku pelan.
"Sudah, hentikan! Aku bahkan tak tau harus menghukum kalian dengan cara apa! Bahkan setelah aku berada di surgapun, cinta selalu membuatku rumit!" Queen Angel menghentakkan kakinya.
"Ayo kita pergi, tak ada satupun yang boleh melihat Orion masih disini!" Queen Angel menyentuh bahuku dan bahu Orion.
Dan kami lenyap dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
Bersambung~

0 komentar:

Posting Komentar