You Are My Heaven Part 2



By : Lovelo

Setelah aku nyaris membuat anak tiga tahun itu jadi barbeque, aku harus menghabiskan waktu satu hari ini di kantor administrasi.
Ya, aku dihukum..
Aku harus membantu beberapa malaikat membereskan file dikantornya.
Seperti di dunia, disinipun kehidupan kami nyaris sama, ada kantor tempat para malaikat bekerja, ada sekolah hingga perguruan tinggi, ada lapangan basket. Ada reward untuk para malaikat yang berprestasi dan juga hukuman untuk para malaikat yang lalai.
Seperti aku saat ini.
Untunglah hukumanku tidak terlalu berat, aku hanya harus merapikan file milik Deathy Angel yang berisikan daftar nama orang-orang yang akan dicabut nyawanya mulai hari ini hingga tujuh hari kedepan.
Ya, kalian benar, Deathy Angel adalah Malaikat Pencabut Nyawa. Tapi hilangkan gambaran mengerikan dipikiran kalian tentang sosok Deathy Angel ini.
Dia sama sekali tidak terlihat mengerikan. Deathy Angel adalah malaikat berwajah tampan, tubuhnya mengeluarkan wangi cendana.
Well, okey.. Meskipun tampan tapi kalau lagi bertugas mencabut nyawa, tetap saja akan terlihat mengerikan.. Jadi abaikan saja statemenku yang mengatakan dia sama sekali tidak terlihat mengerikan itu.
Malaikat yang sedang aku bicarakan barusan sedang duduk dikursinya, matanya terpejam menikmati lagu yang dia putar lewat headsetnya.
Aku kembali pada pekerjaanku.
Dan aku terpaku pada satu nama yang berada didalam daftar orang yang akan mati besok.
Orion..
Kulihat fotonya. Imut, aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana? Aku yakin aku mengenalnya, tapi siapa?
Kenapa aku tidak mampu mengingatnya? Keluhku sambil meremas rambutku.
"Kau memang mengenalnya, sangat mengenalnya.." suara Deathy Angel mengejutkanku. Dia membaca apa yang aku pikirkan.
"Hah!? Benarkah?" tanyaku shock sambil menatap malaikat pencabut nyawa itu lekat-lekat.
Tak ada respon, yang kutatap masih memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya disandaran kursi.
Kupaksakan ingatanku untuk mengenali wajah tampan itu, dan meski samar, aku mulai mengingatnya.
Senyum itu.
Dia.
Ya Tuhan..
Orion..
Tanpa sadar aku meneteskan airmata.
"Apa yang kau tangisi? Bukankah semua yang hidup pasti akan mati?" Deathy Angel menegakkan tubuhnya lalu menatapku datar.
"Ya, kau benar.." sahutku pelan, aku mengusap mataku yang basah. Bukankah aku juga telah mati.. Lirihku dalam hati.
Setelah memastikan pekerjaanku telah selesai, aku pamit pada Deathy Angel untuk pulang.
Malaikat Pencabut Nyawa itu memberiku hadiah karena aku telah membuat pekerjaannya menjadi lebih ringan.
Aku nyaris berteriak kegirangan, karena ini adalah hadiah yang sangat diinginkan oleh hampir semua malaikat baru sepertiku, dan ini pertama kalinya aku mendapatkan hadiah.
Kalian ingin tau hadiah apa itu?
Sungguh, saat mengatakan ini pada kalian, aku tak bisa berhenti tersenyum..
Hadiah itu berupa waktu.
Waktu untuk turun ke dunia, ke belahan dunia bagian manapun! Dan kapanpun! Boleh ke masa lalu, tapi tidak masa depan.
Deathy Angel memberiku satu sticker waktu, itu artinya aku bisa turun ke dunia selama 24 jam atau satu hari penuh.
Aku bisa menggunakan sticker itu untuk bertemu Mama, Papa, Kayas, dan..
Aku juga bisa menggunakannya untuk mendarat di Inggris, atau ke pulau Maladewa!
Aaaaaaaaaaaa!! Aku berteriak penuh bahagia diperjalananku menuju asrama. Oh ya, semua malaikat baru bertempat tinggal di asrama, asrama putra dan asrama putri tentu saja terpisah, masing-masing dari kami menempati satu kamar tidur yang sangat nyaman.
Malaikat senior lebih keren lagi, mereka tinggal di apartemen mewah. Dan aku akan menempati salah satu apartemen itu jika nanti aku diangkat sebagai malaikat tetap.
Masih penuh senyum aku memasuki asrama.
"Habis dihukum malah senyum-senyum!" aku disambut oleh teman dekatku, Gufy. Namanya Gufron, tapi aku iseng memanggilnya Gufy, lebih lucu aja gitu rasanya, dan ternyata dia suka dengan nama panggilan baru dariku.
Tanpa banyak bicara aku mengeluarkan sticker hadiahku dan menunjukkannya pada Gufy.
"Aah, tidak mungkin Deathy Angel memberikannya padamu! Dia kan terkenal paling pelit menghadiahkan sticker buat anak baru!" teriaknya cemburu.
"Tapi aku mendapatkannya.." seruku sambil menggodanya dengan menempelkan sticker itu di keningku.
"Deathy Angel pasti sedang mabuk!" Gufy masih saja menunjukkan rasa irinya.
Aku semakin bertambah ingin menggodanya, dia lucu sekali kalau lagi cemburu.
"Aku punya banyak sticker waktu dan tak satupun aku pakai untuk pulang.." Rama yang sedang duduk bersama Gufy ikut menyahut.
"Benarkah? Apa kau tidak rindu keluargamu?" aku menatapnya dengan kening berkerut.
"Keluargaku tak bersisa ditelan tsunami beberapa tahun yang lalu. Aku tak punya alasan untuk pulang.." Rama tersenyum getir. Gufy langsung menepuk bahu Rama.
"Kalau begitu pakailah sticker waktumu untuk berlibur jalan-jalan keliling Eropa, apa kau tak bosan terus belajar?" tanya Gufy sambil mengguncang bahu Rama. Rama adalah malaikat magang yang membantu Knowly Angel yang tugasnya adalah memberi ilmu pada manusia dibumi yang selalu berdoa sebelum mulai belajar.
"Aku lebih suka belajar daripada berlibur.." Rama tersenyum. Lalu beranjak pergi ke kamarnya.
"Aku lebih suka berlibur daripada belajar.." sahut Gufy tertawa.
Rama menggelengkan kepalanya sambil ikut tertawa. Sebelum masuk kekamarnya, Rama memandang ku dan bertanya pelan..
"Apa kau tau meskipun kau bisa pulang ke dunia dan menemui keluargamu, mereka tidak akan mengenalimu?" Rama tersenyum, lalu masuk dan menutup pintu kamarnya.
Aku terdiam, kebahagiaan yang tadi kupamerkan pada Gufy langsung menyurut.
Bodoh!
Tentu saja aku tak bisa menemui Mama dan Papa dengan wajahku, aku kan sudah meninggal..
Bersambung~

0 komentar:

Posting Komentar