Luka


by. Vivi amalia fujo

Baru dua bulan aku menjalin hubungan bersama fandy, tapi ternyata hubungan itu meninggalkan sakit yang teramat sangat dihatiku.
Awalnya aku mengenal fandy dari teman sekolahku, dia juga gay sama sepertiku.
Saat itu pula aku mulai mengenal fandy lebih jauh.
Hingga akhirnya fandy mengatakan kalau dia mencintaiku dan mengharap aku menjadi kekasihnya.
"jujur, dari pertama aku mengenalmu aku sudah jatuh hati padamu! Aku mencintaimu,alvin, maukah kamu menjadi kekasihku?"
aku pun menerimanya karena hati ini juga menyimpan rasa cinta untuk fandy.
Selama menjalin hubungan bersama fandy, aku sering menghabisakan waktu bersamanya, kita pun menjadi sangat dekat!
Aku tahu hal yang fandy suka dan yang tidak fandy sukai.
Sungguh! Aku sudah teramat mencintainya.
Fandy pria yang sangat perhatian kepadaku, selalu mengkhawatirkanku, dan selalu memperlakukanku istimewa.
Fandy juga selalu menuruti apa yang kuminta, dia mengangap aku adalah raja yang akan selalu dipenuhi permintaan.
"fandy, aku mau ini"
"fandy, aku mau itu"
"fandy, ajari aku ini"
"fandy, ajari aku itu" bla bla bla
semua mauku selalu dia turuti dengan senyuman yang terlukis di bibir indahnya.
Dan yang akan selalu kuingat ! Pada saat aku ulang tahun yang ke 16, fandy memberikan kado special untukku.
Bola kristal yang di dalamnya terdapat angsa dengan ukiran namaku, itulah kado terindah dari fandy.
Angsa adalah binatang kesukaanku! Fandy pun tahu itu
detik berganti menit
menit berganti jam
jam pun berganti hari
kebahagiaan cintaku berubah menjadi kenyataan yang teramat sakit untukku, suatu ketika saat aku mengunjungi rumah fandy dan melangkahkan kakiku menuju kamarnya.
Aku mendengar dengan telingaku sendiri fandy sedang berbicara dengan temen-temannya, mereka membicarakanku!
"gila lu fan, baru juga 2 bulan lu udah naklukin tuh alvin !" entah siapa itu yang berucap
aku tak berniat menguping namun karena namaku di bawa-bawa akhirnya aku pun mendengarkan pembicaraan mereka.
" siapa dulu! Fandy gitu" itu suara fandy. Aku tak bisa melihat mereka karena pintu tertutup rapat
"oke, kita akuin kalau lu memang hebat!"
"selamat fan, lu udah dapetin alvin dan menang taruhan!"
sakit! Itu yang kurasakan saat tahu bahwa aku hanya menjadi bahan taruhan mereka.
Fandy ternyata kamu tak tulus mencintaiku, cintamu palsu!
Aku menderita teramat! Selama beberapa hari aku hanya menyendiri dan melamun.
Yang ada di benakku hanyalah rasa sakit, kecewa, perih, amarah, benci, dan semua berkecambuk di hatiku.
Aku hanya diam tanpa melakukan apapun.
Aku sangat mencintai fandy tetapi ternyata cintaku hanya dianggap permainan saja olehnya.
Akhirnya fandy menemuiku di rumah dan mengatakan hal yang sebenarnya. Aku tak terkejut karena memang sudah mengetahuinya terlebih dulu.
"aku minta maaf padamu vin, jujur selama ini kamu hanya menjadi bahan taruhanku saja dan semua kata-kata cintaku itu hanyalah palsu belaka!"
semudah itu fandy mengucap maaf tanpa mengetahui sakit yang kurasa!
Namun biarlah, mungkin ini memang takdir cintaku.
Aku tak ingin menyimpan rasa dendam, aku tak mau membuat diriku lebih tersiksa karena menyimpan rasa benci.
Yang sudah terjadi biarlah berlalu.
Mungkin fandy bukanlah cintaku, namun aku sungguh berterima kasih sudah memberiku kebahagiaan selama 2 bulan ini.
Dan satu kalimat untukmu, fandy
" aku sungguh MENCINTAImu walau LUKA yang kau beri!"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gaya nulsinya, gue sukak deh sama pujo satu ini.

Posting Komentar