Takdir Cinta (Part 5)


By. Dafi Ismail
suasana siang ini sangat berbeda
langit seakan menghitam
bahkan awanpun enggan memperlihatkan kecantikan warnanya
aku berjalan pelan
menyusuri setiap langkah demi langkah disepanjang jalan yang akan akan membawaku pulang kerumahku
"sepertinya akan turun hujan" aku memandang sejenak ke arah langit yang kala itu semakin terlihat mulai gelap
aku mempercepat langkah kakiku
aku ingin sampai rumah sebelum hujan turun
aku trus berjalan tanpa menghiraukan kesekelilingku ..
sampai akhirnya tetesan air hujan mulai jatuh dari langit
setetes demi setetes sampai mulai lebat ..
aku sibuk mencari tempat untuk berteduh
aku berlari pelan ke arah warung kosong yang jaraknya cukup dekat dari tempat aku berdiri
aku berdiri mematung memperhatikan warung kosong ini
warung yang sudah cukup tua dan cukup lama sepertinya ditinggalkan oleh pemiliknya
aku sibuk merapikan rambutku yang tadi cukup kena basah air hujan
aku melihat jam diponselku
saat ini pukul 1 lebih 30 menit
dan aku masih terjebak hujan disini
sendirian di tempat yang sepi
aku duduk diantara kursi kayu panjang di warung itu
duduk santai dan menikmati suara musik pelan dari ponselku melalui earphoneku
tak lama laki-laki berjaket jeans berlari kearah warung sedang aku pinjam untuk berteduh
laki-laki itu seperti kak dafi ..
postur tubuhnya seperti dia
apalagi jaket jeans andalannya itu
dia tepat berdiri di sebelahku
dia terlihat membuka jaket jeansnya yang sudah cukup basah oleh air hujan
aku sedikit berdiri dan memperhatikannya lebih dekat
"kak dafi" sahutku
dia menoleh kearahku
"den" balasnya singkat
"ketemu lagi ya kak,perasaan kita sering dipertemukan tanpa sengaja ya kak" ucapku antusias
dia mengangguk pelan dan merapikan baju dan jaketnya
kita terdiam beberapa saat
tanpa ada obrolan sepatah katapun
kulihat hujan masih turun dengan lebatnya
rasanya hari ini awannya sedang galau makanya hujannya tak kunjung berhenti padahal sudah lebih dari setengah jam kita disini
aku melihat sekilas ke arah wajahnya
raut muka yang aku malas sekali melihatnya
ada kesedihan tersendiri dihati ini jika melihat raut wajahnya yang murung
aku mengerti
aku sadar
sebenarnya dia rapuh
sangat rapuh
tapi dia berusaha kuat dan berusaha menutupinya
dia mungkin sukses menutupi kesedihannya didepan orang banyak
tapi tidak dengan aku
aku bisa merasakan itu
aku bisa merasakan bagaimana sakit dan sedihnya dia saat dia menjelaskan kisah cintanya yang memang siapapun tak mau kisah sedih itu menimpanya
tapi dimana kekasih yang slalu dia banggakan di profil bbmnya
apa dia tak pernah menghiburnya
atau sekedar membuat dia melupakan setiap masalah dalam hidupnya
sungguh egois ..
angin yang berhembus dan rincik hujan masih menemani suasana romantis ini
aku tak pernah bermimpi akan duduk berdua,berdampingan bersamanya
bahkan terbersit dipikirankupun tidak ..
memang hidup itu misteri ilahi
semakin lama aku merasakan gemetar dari tubuhnya
aku rasa dia kedinginan
karna saat ini hanya kemeja yang cukup basah yang menutup badannya
jaket yang dia pakaipun basah kuyup dan masih menggantung di tiang kayu penyangga warung ini
"kak pakai jaketku aja,kasihan kakak kedinginan seperti itu" aku menyerahkan jaket yang ku pakai ..
setidaknya bisa membuat tubuhnya hangat ..
karna kemeja putih yang ku pakai masih kering untuk menghangatkan tubuhku
dia sedikit menolak dan tetap dengan senyum khasnya
"udahlah kak,pakai aja,kalau sakit kan kakak juga yang repot"
dia memandangku sejenak dan mengambil jaket yang aku berikan kepadanya
dan untungnya jaketku cukup besar,lumayan lah bisa muat di tubuhnya ..
dia tersenyum simpul dan seperti biasa dia mengacak-ngacak rambutku ..
ntah apa alasan dia slalu mengacak-ngacak rambutku ..
tapi aku senang ..
aku anggap itu sebagai tanda kasih sayangnya terhadapku
gejolak rasa sukaku kepadanya
aku rasa semakin membesar
bahkan aku rasa aku bukan lagi menyukainya tapi aku menyayanginya
tuhan ..
semakin lama semakin takut ..
takut dia membenciku jika tau aku menyukainya ..
aku takut kehilangan dia
tapi aku akan ikut bahagia jika dia juga bahagia ..
dan itu kebohongan terbesarku hari ini
kak dafi
apa kamu mendengar jerit hatiku
jerit hatiku yang sebenernya ..
bisakah kau membalas setetes aja kasih sayang tulusku untukmu
air mataku turun
aku segera menyekanya
aku tak mau dia melihatku bersedih seperti ini
aku ingin melihatnya tersenyum riang seperti saat difestival dan dipameran itu
tertawa dengan lepas ..
dan aku jarang melihatnya seperti itu
bahkan aku pikir hidupnya hanya untuk memikirkan mantannya yang meninggal itu
15 menit berlalu
air hujan yang sedari tadi turun perlahan berhenti
hujan lebat berubah menjadi gerimis yang aku rasa aku bisa segera pulang ..
aku berjalan pulang kearah rumahku sendirian
kak dafi berbeda arah denganku kali ini
dia akan kerumah nenekku yang arah rumahnya beda denganku
jaketpun aku titipkan kepadanya
aku ingin jaket itu menghangatkan tubuhnya sampai dia kembali kerumahnya
-
sore itu aku merasa badanku sedikit meriang
mungkin efek kemarin ..
badanku terasa sakit semua
pusing ditambah mual pula
mama memberiku obat panas dan aku masih tergeletak di atas kasur dikamarku
didahiku tertempel kain basah yang menyerap panasku
argh tidak enak jadi orang sakit
ku ambil ponselku dan aku menulis
keluhan sakitku di social media langgananku
argh mungkin istilahnya alay 
tak lama bunyi bbm masuk
cukup banyak dan mengganggu konsentrasiku yang sedang istirahat kala itu
aku tersenyum simpul disela rasa sakitku ..
aku mendapat perhatian dari kak dafi plus kedua temanku
apalagi kak dafi orang pertama yang bertanya aku sakit apa,dan kenapa bisa sakit ..
dia merasa bersalah karna mungkin karna jaket yang harusnya ku pakai malah di beri pinjam kepadanya
tapi jelas sakit itu gak bisa diprediksi datangnya ..
tapi dia masih merasa bersalah dan dia berjanji akan menengok aku esok hari karna sore ini hujan turun kembali dikota bandung ini
ku matikan ponselku agar aku bisa leluasa untuk istirahat
ku peluk boneka line pemberian kak dafi ..
-
keesokan harinya orangtuaku sudah berangkat bekerja
aku kecewa tapi sudah terbiasa
rasanya ingin sekali dirawat oleh mereka tapi keadaan memaksa mereka harus bekerja
aku masih terbaring beserta kain basah di keningku ..
menjaga diriku sendiri didalam rumah ini ..
argh ..
aku ingin marah ..
tapi marah sama siapa ?
kecuali menelan pil kesepian ini sendirian
aku memandang semu layar ponselku
aku menunggu kedatangan kak dafi yang tadi sempat bbm aku kalau dia sedang otw ke rumahku
aku seneng setidaknya ada yang nemenin aku disini .
kedua temenku juga sedang sekolah
tak lama kak dafi datang ke arahku
dia terlihat khawatir melihatku terbaring lemas ..
aku senang dia begitu mengkhawatirkanku
"den,maafin kakak ya,gara-gara kasih pinjam jaketmu,kamu jadi sakit seperti ini"
kata-kata itu terus saja aku dengar dari mulutnya padahal aku bilang kalau ini bukan salah dia
"sudah makan?" tanya dia sendu
aku menggelengkan kepala
aku memang belum makan
lidahku terasa pahit dari tadi pagi
"tunggu ya,kakak buatkan bubur dulu"
aku tersenyum sumringah mendengar dia mau buatkan bubur untukku
ternyata dia memang jago masak
aku pikir waktu itu otodidak aja
dia berjalan pelan keluar dari kamarku menuju dapur rumahku
aku masih terdiam diatas kasurku
menahan sakit kepala yang lumayan hebat ..
tak lama kak dafi kembali lagi ke kamarku membawa ember kecil dan mengganti kain yang menempel si dahiku
dia dengan telaten mengurusku yang sedang sakit kala itu
meskipun aku sedang sakit tapi aku masih bisa merasakan perhatian yang begitu besar dari nya
aku membuka mataku sekilas dia menatapku ..
"tidur aja dulu,nanti kalau buburnya sudah mateng kakak bangunkan kamu ya"
aku hanya tersenyum dan kembali menutup mataku
dan aku rasa belaian tangannya penyentuh rambutku ..
dia membelaiku dengan lembut
dan berbisik tapi dengan mengunakan bahasa china atau thailand
ntahlah
aku hanya mendengar sekilas
dan aku pikir itu semacam doa dari agamanya
-
selang beberapa lama
aku terbangun dari tidurku
ntah berapa lama aku tertidur tapi ku lihat jam dirumahku sudah menunjukan pukul 11 siang
kak dafi masih disampingku
dia duduk disebelahku dan mengganti lagi kain yang menempel di keningku
"sudah bangun den,kakak gak tega bangunkan kamu tadi,jadi kakak biarkan kamu bangun dengan sendirinya" ucapnya pelan
aku tersenyum simpul dan meraih gelas yang tersimpan di atas meja belajarku
karna aku merasa sangat haus
"kamu mau minum,bisa duduk,sini kakak bantu"
dia membantuku duduk di atas kasurku
aku dibantu olehnya untuk minum
argh aku seperti orang yang sakit parah ..
tapi memang aku sangat lemas saat itu
"sekarang makan dulu,baru minum obat,kayanya belum terlalu dingin buburnya" dia ngambil mangkuk yang di simpan disebelah gelas yang tadi malam
"sama aku aja kak,gppa koq" ucapku pelan
"gak usah,kamu juga pasti masih lemas kan,biar kakak suapin aja" balasnya
aku mengangguk pelan dan tersenyum malu mendengar dia mau menyuapiku
dia menyuapiku dengan perlahan
aku merasa seperti anak kecil yang sedang disuapi papanya
dia itu benar-benar ada disaat aku butuhkan ..
bahkan dari pagi sampai siang dia mengurusku
bahagia sekali hidupku walaupun aku merasa sakit saat ini
aku tidak menghabiskan bubur yang kak dafi buatkan
mungkin hanya setengah mangkuk
"sekarang makan dulu obatnya,langsung tidur lagi,dijamin ntar keringatnya keluar dan besok sembuh" ucapnya pelan
aku memakan obat yang mama belikan kemarin malam dari apotik
selepas itu aku melanjutkan istirahatku
"sekarang istirahat lagi ya,kakak akan nungguin disini koq sampe kamu agak baikan" ucapnya pelan
aku mengangguk pelan dan kak dafi menyelimuti aku dan duduk di sampingku
"kak dafi,makasih ya" bisikku pelan
dia kembali membelai rambutku dan aku kembali tertidur
-
DAFI POV (point of view)
kamu mampu menghipnotisku
mampu membuaiku ..
bahkan aku tidak berpikiran akan mengurusmu saat ini ..
tuhan ..
sembuhkan dia ..
beri dia kesehatan esok hari
karna aku dia sakit seperti ini
karna menolongku dia terbaring seperti ini
aku rela menghabiskan waktuku untuk mengurusnya
aku tak mengerti mengapa aku selalu tidak bisa berkata 'tidak' saat dia meminta sesuatu hal terhadapku
apa aku menyukainya ??
menyukai anak kecil ini ?
anak kecil yang aku pikir dia pantas menjadi adikku
rasanya seperti menemukan semangat baru sewaktu aku mengenalnya
kadang aku slalu tertawa merenung jika mengingat perkenalan kita yang aku pikir koq bisa dia meminta aku berkenalan dengannya padahal sebelumnya aku tak mengenalnya di social media maupun di manapun itu
ada rasa dihatiku
yang ingin slalu melihat dia ceria
tidak mau melihat kesedihan diwajahnya
saat ini aku duduk disampingnya
dia tertidur pulas dalam mimpinya
melihatnya aku seperti melihat andrian tapi dalam versi yang berbeda ..
tapi mereka berbeda ...
bahkan aku ragu untuk meninggalkannya sendiri saat ini
meskipun tugasku sudah selesai merawatnya
aku masih ingin menjaga dia dari tidurnya
aku tidak ingin mencintainya
aku hanya ingin menjadi pelindungnya
aku tak ingin dia merasa sakit hati jika dia mengenal cinta
aku takut ..
ku belai rambutnya
ku bisikan doa-doa agar ribuan malaikat melindungi setiap detik dalam hidupnya
aku beruntung ditakdirkan bertemu dengan anak ini ..
ku ambil kertas di atas meja belajarnya
dan ku tulis beberapa kata-kata dikertas itu
karna aku ada janji lain sekarang
gak tega juga untuk bangunkan dia
"tidur yang nyenyak ya,den,kakak pulang dulu,semoga cepat sembuh,kalau sembuh nanti kakak kenalkan kamu sama pacar kakak,oh iya kalau mau makan,kakak sudah bikin bubur lagi tapi kalau bosan kakak sudah bikinkan sayur sop dan ayam,nasinya juga dah mateng,kakak pulang dulu ya,kabarin kakak kalau sudah bangun ya"
aku melihat sejenak ke arahnya
dia masih tertidur pulas
sepertinya obatnya sudah mulai menjalan ketubuhnya
ku kecup keningnya
dan ku selimuti dia kembali

0 komentar:

Posting Komentar