Love Affair (Lomba Cerpen Gay Tema Kerajaan)


By : Uchiha Ellina
Berikan Like dan Comentnya yaaa ~
Jangan jadi pembaca gelap 
Someone pov
Namaku Michael, aku adalah pewaris tahta dari sebuah kerajaan terpandang. Dari kecil, -sampai sekarangpun- aku sudah ditakdirkan untuk memiliki hari-hari yang akan hanya kulewati dengan belajar dan berlatih mengenai jabatanku nanti di masa mendatang. Hidupku terasa sangat membosankan sampai akhirnya ayahku memberikanku seorang pelayan pribadi. Namanya Thryn, pria manis yang membuat hatiku bergetar untuk pertama kalinya. Wajahnya yang manis, sifatnya yang lembut, peduli, dan sopan pada saat yang bersamaan, membuatku menginginkannya menjadi kekasihku.
Pada akhirnya, aku menyatakan perasaanku kepadanya. Tak kusangka, ia merasakan hal yang sama. Kami berpacaran. Tentu saja diam-diam, sebagai pewaris tahta, tentu aku tahu bahwa berpacaran dengan pelayan apalagi sesama pria itu adalah hal tabu. Tapi toh, aku tidak peduli, aku mencintai Thryn. Aku akan melakukan apapun untuknya.
Flashback on
Di halaman belakang sebuah kerajaan yang sangat megah, terdengar suara decitan pedang yang saling beradu. Jika dilihat lebih jelas, maka kita bisa melihat pangeran kerajaan tersebut tengah berlatih bertarung pedang dengan seorang pria yang tak lain tak bukan adalah pelatihnya. Sedangkan disudut lapangan berdiri seorang pelayan pria pribadi sang pangeran -yang terlihat sangat manis untuk ukuran seorang pria- sedang menunggu tuan muda-nya selesai berlatih. Tak ada orang lain selain mereka bertiga di halaman yang luas ini.
Tak lama kemudian, sang pangeran dan pelatihnya saling membungkuk lalu bersalaman. Mengartikan bahwa latihan mereka telah selesai, karna mereka memang sudah berlatih cukup lama. Setelahnya, si pelatih kembali masuk ke dalam kerajaan yang megah itu, meninggalkan sang pangeran yang kini tengah meminum air yang dibawakan oleh pelayan pribadinya.
"Kau sudah berlatih keras, Michael." Ucap si pelayan sembari tersenyum. Tangannya mengelap wajah sang pangeran -yang dipanggilnya Michael- yang dipenuhi keringat.
"Tidak Thryn, tadi aku berkali-kali hampir tertusuk. Benar-benar payah." Ucap Michael menutup matanya. Membiarkan pelayan pribadinya -yang dipanggil Thryn- mengelap keringat di wajah dan lehernya.
"Jangan terlalu memaksakan diri. Kau tidak harus mempelajarinya secara sekaligus. Belajarlah perlahan-lahan." Ucap Thryn setelah ia selesai mengelap keringat Michael. "Mandilah, aku sudah menyiapkan baju gantimu di kamarmu." Ucap Thryn sembari tersenyum manis.
"Terima kasih, kau memang sangat pengertian Thryn." Ucap Michael lalu mengecup kening pelayan pribadi sekaligus kekasihnya itu.
"A-ah.. Tentu, i-itu memang tugasku." Gagap Thryn merona.
Michael tersenyum, lalu berucap "Aku sangat mencintaimu Thryn." Lalu memeluk Thryn erat-erat.
"Ah.. A-aku juga sangat mencintaimu Michael." Ucap Thryn semakin merona. Ia membalas pelukan Michael tak kalah erat.
"Ehem, Michael kau bau~ cepat mandii~" Canda Thryn yang sebenarnya memang kenyataan.
Michael melepaskan pelukannya, lalu memandang Thryn sedikit jengkel,
"Enak saja, walau tidak mandi berhari-haripun, aku akan tetap wangi. Tapi, karna kau yang memintaku untuk mandi, maka aku akan mandi." Ucap Michael sembari tersenyum menggoda. Ia mengacak rambut Thryn, lalu masuk kedalam. Meninggalkan Thryn yang tengah merona hebat.
Flashback off
Aku sangat menikmati kehidupanku semenjak itu. Aku merasa lebih hidup dari sebelumnya. Namun, semua menjadi mimpi buruk saat 'itu' terjadi. Aku merasa hidupku hancur. Bahkan aku hidup tanpa gairah setelah itu terjadi.
Flashback on
Michael pov
Aku kembali memasuki istana kerajaanku setelah mencari angin segar diluar yang kupikir bisa membantuku untuk tidur. Sudah tengah malam dan aku masih tidak mengantuk, jadi tadi kuputuskan untuk berjalan-jalan sebentar diluar. Saat memasuki pintu utama, yang terlihat adalah seluruh ruangan yang sudah sangat gelap, hanya beberapa cahaya lilin yang hanya bisa memberikan sedikit pencahayaan. Ah tentu saja, semua penghuni istana ini pasti sudah terlelap di alam mimpi mereka masing-masing. Saat aku ingin memasuki ruang tengah kerajaan, aku mendengar ada suara-suara mencurigakan. 'Apa mungkin ada penyusup?' Ucapku dalam hati. Aku bersembunyi dibalik dinding dekat ruang tengah, mencoba memastikan suara mencurigakan tadi.
"Ah, padahal tadi kutaruh disini. Kenapa tidak ada?" Ucap sebuah suara. Sepertinya- eh tunggu! Sepertinya aku mengenal suara ini. Ini.. Ini kan suaranya Thryn, ah kupikir penyusup. Setelah mendengar suaranya, aku memasuki ruang tengah. Mencoba memastikan bahwa ia benar Thryn. Tunggu, kenapa tidak ada orang?
"Thryn?" Panggilku memastikan
"Y-ya!" Jawab Thryn sedikit panik. Ia langsung bangkit dari posisinya yang tengah menunduk, menengok kolong meja.
"Kau... Sedang apa?" Tanyaku sedikit heran.
"Ah, ternyata kau Michael." Ucapnya lega lalu kembali mencari sesuatu di kolong meja dan sekitarnya. "Aku sedang mencari bukuku, sepertinya tertinggal disini." Lanjutnya
"Selarut ini?" Tanyaku bingung, hey ayolah ini sudah tengah malam.
"Jangan bawel, sudah bantu cari saja. Buku note berwarna biru muda." Ucap Thryn sembari tetap mencari bukunya itu.
Yaah, daripada berdebat lebih baik aku bantu mencarinya. Aku mencoba mencari dibalik kursi dan .... Ah, bukankah ini buku note berwarna biru muda yang dicarinya. Ck, terkadang mata Thryn memang sangat dipertanyakan. Aku memungut buku ter
"Ehem, apa ini buku yang kau cari?" Ucapku kepada Thryn yang masih sibuk meraba-raba kolong meja. Seketika Thryn berdiri lalu menghampiriku.
"Benaaaaar~ Ah, terimakasiiih Michael. Sini, berikan padaku." Ucap Thryn tersenyum senang sembari menadahkan tangannya.
"Tunggu, ada syaratnya." Ucap Michael sembari tersenyum jahil.
"Michael, ini sudah larut, cep-"
"Kalau begitu, akan kubuang buku ini." Potong Michael
"Jangaan!" Ucap Thryn panik. "Baiklah, apa syaratnya?" Ucap Thryn pasrah
Michael tersnyum penuh kemenangan. "Hmm, aku ingin kau mencium bibirku sampai aku puas." Ucapnya sembari menyeringai.
"E-eh? Mana ada syarat seperti itu, cepat kembali-"
"Kalau begitu, aku akan membaca isinya." Potong Michael lagi lalu mencoba membuka buku itu.
"Jangaaaaan!! Baiklah aku akan menciummu sampai puas." Ucap Thryn menyerah.
Michael menghentikan kegiatan membuka-buku-note-Thryn nya itu, lalu berucap, "Kau membuatku penasaran dengan buku ini. Tapi, janji adalah janji. Ayo cium aku."
Thryn berdecak kesal atas kemesuman kekasihnya, Tapi mau bagaimana lagi, itu buku yang penting untuknya.Walaupun wajahnya sudah merona hebat, Thryn mulai maju satu langkah guna mengeliminasi jarak diantara dia dan Michael. Kakinya sedikit berjinjit, mengingat Michael yang lebih tinggi darinya. Wajahnya mendekati wajah Michael sedikit demi sedikit, terus hingga akhirnya bibir mereka menempel. Mereka terus mengecap rasa dari bibir pasangan masing-masing sampai akhirnya Michael mulai melumat lembut bibir Thryn. Michael sedikit membungkuk lalu menarik kepala Thryn untuk memperdalam ciuman mereka.
“Eengh...~” Erang Thryn merasa ciuman mereka mulai bernafsu.
Michael menaruh tangannya di pinggang Thryn lalu menariknya agar tubuh mereka menempel. Ia mencium Thryn dengan bernafsu, tak lupa dengan lumatan-lumatan yang agak kasar.
Merasa semakin panas, Michael mendorong tubuh Thryn kesofa lalu menindihnya, ciumannya semakin turun ke leher Thryn, tak lupa untuk mengisapnya bernafsu.
“A-aah~ Mi-chael, e-engh~” Desah Thryn akibat hisapan Michael di lehernya.
“Astaga!” Teriak seorang wanita yang tanpa mereka sadari ternyata melihat apa yang tengah mereka lakukan.
Michael segera bangun dari posisinya dan melihat siapa wanita yang mengganggunya,
“I-IBU!” Ucap Michael panik setengah mati, matanya terbelalak kaget melihat sang ibunda melihat rahasia terbesarnya.
Thryn segera berdiri dari posisi sebelumnya dengan wajah ketakutan. Ia hanya bisa bersembunyi dibelakang punggung Michael.
“KAU! DASAR PELAYAN TIDAK TAHU DIRI! BERANINYA KAU MENDEKATI MAJIKANMU SENDIRI! DASAR TIDAK TAHU DIUNTUNG!” Ucap sang ratu murka. Ia tidak menyangka pelayan yang ia percaya ternyata berani mengkhianatinya.
“Ma-maafkan saya baginda ratu, tapi... tapi... saya bisa-“
“TUTUP MULUTMU PENGKHIANAT! BERANINYA KAU MENGGODA-“
“IBU!” Akhirnya Michael mengeluarkan suaranya. Mencoba melindungi Thryn dari cacian ibunya yang tidak sepenuhnya benar.
“Kau! Beraninya kau... Raja akan menghukum kalian berdua!!” Bentak sang ratu begitu murka. Ia lalu berlari untuk memanggil suaminya.
Michael menoleh kepada Thryn yang ketakutan, ia menggenggam erat tangan Thryn, lalu berbisik. “Apapun yang terjadi aku akan melindungimu.” Michael memeluk erat Thryn, mencoba menenangkannawa. Aku seperti mayaya.
Flashback off
Hmph, melindunginya? Apakah karna aku melindunginya maka berakhir begini? Kalau aku tahu akan seperti ini, tentu aku tidak akan pernah untuk melindunginya. Setelah ibuku melihatnya, ia segera mengadukanku ke ayah. Di tengah malam itu, aku tidak melepaskan pelukanku sedikit pun kepada Thryn. Akibatnya, ayah memanggil pengawal dan membiusku agar tertidur selama 2 hari. Kau tahu apa yang terjadi selama 2 hari itu?
Setelah ayah membiusku, Thryn dibawa keruangan penyiksaan. Tubuhnya di cambuk berkali-kali, dan berbagai penyiksaan kejam lainnya. Setelah disiksa sedemikian parahnya, kepalanya dipenggal dan ia tewas. Ayahku mengatakan padaku, bahwa kalimat terakhir dari Thryn adalah permintaan maaf untukku. Miris memang, bahkan disaat terakhirnya dia masih meminta maaf. Aku bahkan ingin membunuh ayahku sendiri saat aku mengetahui hal tersebut. Namun, apa daya aku tak bisa. Ayahku melakukan hal tersebut tentu untuk diriku juga, walaupun sangat berlebihan.
Tentu kerajaan akan memburuk pencitraanya jika orang-orang tahu bahwa satu-satunya pewaris kerajaan menyukai seorang pelayan, terlebih lagi dia adalah pria. Tentu akan banyak kabar buruk yang akan merusak nama baik kerajaan, dan itu akan mempengaruhi kehidupan rakyat kami. Pasti kerajaan lain akan enggan untuk bekerja sama dengan kerajaan kami, dan kerajaan kami akan hancur. Tentu ayah tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.
Setelah kejadian itu, aku hidup bagaikan tanpa nyawa. Aku hanya hidup dengan perintah ayah. Aku menikah dengan wanita yang tidak kucintai. Aku pun memiliki anak karna tuntutan dari ayah. Ia mengatakan bahwa aku membutuhkan pewaris kerajaan. Kuakui wanita yang kunikahi memang wanita baik-baik, tapi akuberani bersumh demi apapun, sampai detik ini pun aku masih mencintai Thryn.
Sekarang, anakku sudah lahir. Dia bayi laki-laki yang sangat mirip denganku. Dan kurasa tugasku sudah selesai. Walaupun ibu sudah meninggal karna sakit, dan ayah pun sudah sakit-sakitan aku yakin anakku bisa menggantikanku dengan baik, apalagi dengan ibunya yang baik dan lembut namun tegas, aku mempercayakan masa depan kerajaan padanya.
Aku... sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Thryn. Aku, benar-benar menyesal tidak bisa menolongmu saat itu. Walaupun aku berkata aku akan melindungimu, tapi pada kenyataannya kaulah yang melindungiku. Hmph, aku memang sangat bodoh.
Tapi, sekarang kau harus senang. Aku ingin menyusulmu sekarang. Walaupun aku sehat wal afiat, namun aku sangat merindukanmu. Lagipula tugasku sudah selesai bukan? Aku yakin kerajaan tidak akan pernah memburuk dengan lahirnya pewaris tahtaku.
Aku meraih pisau di dekatku. Aku menggoreskannya di lenganku. “Akh!” Erangku kesakitan, ah tapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan Thryn dulu. Aku terus mengiris tanganku hingga darah segar terus mengalir dari dalamnya. Bau anyir menyeruak di ruangan tempat dulu kepala Thryn dipenggal. Tentu saja aku ingin mati ditempat yang sama denganmu, bagaimanapun juga kita harus tetap romantis, bukan begitu Thryn?
Aku terus menusuk anggota tubuhku dengan pisau yang kupegang, air mataku terus mengalir mengingat Thryn juga merasakan sakit yang sama. Bahkan lebih parah. Perlahan-lahan aku kehilangan kesadaranku. Bahkan pisau yang kupegang terjatuh sehingga membuat bunyi pantulan yang berisik. Tapi aku tidak peduli lagi.
Thryn.. aku akan menyusulmu.
Thryn kita akan bersama-sama lagi. Tunggulah, dan ketika saat itu tiba
.
.
.
.
Aku berjanji, kita akan hidup bahagia tanpa diganggu siapapun di surga sana.
FIN

0 komentar:

Posting Komentar