By : Dhio Aldyanz
Ketika Cinta harus memilih
Cinta adalah suatu ketulusan yang tak bisa dipaksakan
Pengorbanan selalu menjadi bagian dari kisahnya
Kisah itu tak selalu berakhir dengan kebahagiaan,
terkadang kesedihan menjadi Pungkasannya
Cinta adalah suatu ketulusan yang tak bisa dipaksakan
Pengorbanan selalu menjadi bagian dari kisahnya
Kisah itu tak selalu berakhir dengan kebahagiaan,
terkadang kesedihan menjadi Pungkasannya
Sebuah karya buah pena dari coretan tangan
Dhio Aldyanz
Dhio Aldyanz
Kicau burung bernyanyi
Tanda buana membuka hari
Dan embunpun memudar
Menyongsong fajar
Tanda buana membuka hari
Dan embunpun memudar
Menyongsong fajar
Pagi yang indah seperti biasanya, aktivitas mulai terlihat dan hiruk pikuk pun mulai terdengar mulai dari pusat sampai sudut kerajaan. Hari ini Kerajaan Alegra akan menyambut generasi penerus tahta kerajaan dari pasangan Raja Victor dan Ratu Mary. Kabar gembira tentunya bagi seluruh rakyat di Kerajaan Alegra karena kelahiran pemimpin mereka di masa yang akan datang.
Suara tangisan bayi mungil pun sudah terdengar dari sebuah kamar persalinan di kerajaaan. Raja yang sedang cemas diluar kamar pun mulai menghela nafas sambil berkata lega didepan punggawa prajuritnya “Akhirnya anakku lahir!” sambil mengoyangkan bahu prajuritnya. Berita yang mengejutkan!, ternyata Sang Ratu Mary melahirkan anak kembar. Seorang Pangeran dan Putri yang cantik yang diberikan nama Bryan dan Leonna. Betapa bahagianya Raja dan Ratu akan kehadiran Putra dan Putri mereka, serentak berita pun tersebar keseluruh penjuru kerajaan sampai ke kerajaan tetangga.
Di sebuah balkon kerajaan, terlihat Raja menggendong Putri Leonna dan Ratu menggendong Pangeran Bryan, senyum bahagia mereka selalu tersimpul manis sejak kehadiran buah hati mereka. “Dinda, aku sudah tak sabar menunggu superhero kita ini tumbuh besar” cetus Raja memecah keheningan. “Iya Kanda, Dinda pun juga sama, tak sabar melihat Pangeran dan Putri kita ini merangkak, berjalan dan berlarian Kanda” balas Sang Ratu.
Hari demi hari berganti
Waktu demi waktu berlalu
Manfaatkanlah apa yang ada di hari ini
Karna kita tak bisa mengulang yang telah berlalu
Waktu demi waktu berlalu
Manfaatkanlah apa yang ada di hari ini
Karna kita tak bisa mengulang yang telah berlalu
*****
Tujuh belas tahun telah terlewati sejak kelahiran itu. Kini bayi-bayi mungil itu sudah tumbuh menjelma menjadi remaja yang tampan dan cantik bagaikan Malaikat dan Bidadari yang turun dari surga.
“Bryan”, seseorang memanggil nama Pangeran tampan itu. “Iya ayahanda, ada apa gerangan?” sahut Pangeran dari dalam kamarnya. “Tidakkah kau hari ini mau ikut Ayah latihan memanah?” tambah sang ayah. “Oh iya Ayah, aku lupa, aku bersiap dulu” jawab Pangeran. Memanah, itulah hobi Sang Pangeran Bryan selain berkuda, kebiasaan yang dilakukan sebagaimana layaknya seorang Pangeran kerajaan.
Pangeran pun keluar dari kamarnya setelah bersiap dengan Busur dan anak panahnya kemudian menemui Ayahnya yang menunggu dihalaman. “Aku sudah siap Ayah” kata Pangeran sembari menaiki kuda poni kecil kesayangannya sambil dipegangi seorang prajurit. “Ayo kita berangkat prajurit, ketempat biasanya” perintah Raja Victor. Mereka akan menuju ke tempat kesukaan Pangeran Bryan untuk memanah, tepi “Danau Azura” sama seperti namanya danau yang berwarna seperti langit biru, itulah tempat yang menurut Pangeran Bryan adalah tempat terindah di Bumi ini.
Sementara di Istana Kerajaan, Sang Putri Leonna sedang bersiap untuk menemui guru tarinya. Menari adalah hobi Sang Putri. “Putri, mari kita berangkat ke tempat guru tari Sang Putri” ajak seorang dayang Istana. “Iya bi, aku sudah siap, ayo berangkat!” jawab Putri Leonna. Dengan mengendarai kereta kuda, Putri pun berangkat ke tempat gu tarinya. Sesampainya disana, Putri telah ditunggu oleh guru tarinya. Lemah gemulai dan lincah gerak tubuh Sang Putri begitu selaras dengan alunan musik nan merdu.
Hari sudah menjelang senja, Pangeran yang sedang latihan memanah dan Putri yang sedang menari pun bergegas untuk kembali ke Istana.
Malam ini, suasana di meja makan kerajaan mulai sedikit terlihat percakapan yang serius. Raja, Ratu, Pangeran dan Putri sedang membicarakan masalah Pesta. Ya!, Minggu depan adalah Hari Ulang Tahun kedua buah hati kembar Raja Victor. “Siapa yang akan kita undang dalam acara Pesta Ulang Tahun anak kita nanti Kanda?” tanya Sang Ratu. “Aku berencana mengundang Kerajaan-kerajaan tetangga kita Dinda” sahut Raja. “Waahhh!!! Jadi nanti kita akan kedatangan pangeran-pangeran tampan ya Ayah?” sambut riang Sang Putri. “Iya Putriku yang cantik, ada putri-putri yang cantik juga” tambah Sang Ayah. Raut murung kini terlihat di wajah tampan Sang Pangeran Bryan, dia tak menginginkan apa-apa di Hari Ulang Tahunnya ini, yang Pangeran inginkan adalah adanya seseorang yang bisa menemani Pangeran, membuat Pangeran merasa nyaman karena selama ini Pangeran merasa kesepian dan sendiri walaupun ada keluarga yang menyayangi dia. “Kamu kenapa anakku, kok terlihat murung?” tanya Bunda Ratu. “Aku tak apa Bunda, cuma lagi tak enak badan” pura-pura Sang Pangeran. “Ya sudah kalau begitu kamu istirahat kekamar!” perintah Bunda. Pangeran pun beranjak pergi ke kamar dan perbincangan malam ini selesai.
*****
Seminggu telah berlalu, tepat malam ini adalah Pesta Ulang Tahun Pangeran Bryan dan Putri Leonna. Persiapan pun telah dirampungkan. Semakin malam berlalu, semakin banyak tamu berdatangan, kereta kuda mewah pun mengiringi kedatangan mereka.
Semua tamu telah berkumpul, kini waktunya Sang Raja membuka acara Pesta malam ini. “Selamat Malam wahai saudara-saudaraku, terima kasih telah meghadiri Pesta Ulang Tahun Pangeran dan Putriku yangke 17 tahun. Dan ini lah aku perkenalkan anakku, Pangeran Bryan dan Putri Leonna” pidato Sang Raja. Pangeran dan Putri turun dari tangga kerajaan ketika mereka dipanggil oleh Ayahnya. Mereka berdua berdiri mengapit Sang Ayah. “Baiklah, mari kita berpesta malam ini!” ucap Raja Victor.
Pesta telah dibuka, setiap orang sibuk dengan acara masing-masing. Sang Raja dan Ratu terlihat sedang bercakap dengan seseorang raja dan ratu dari kerajaan lain. Sang Putri sedang bercengkrama dan ngobrol dengan tamu undangan lain, sedangkan Pangeran Bryan sedang duduk di kursi pojok sendirian, dia kesepian, dia tak bersemangat dengan Pesta ini. “Bryan, Leonna, kemarilah anakku!” tiba tiba suara Sang Raja memecah lamunan Pangeran Bryan. Pangeran dan Putri mendekat, “Ada apa Ayah?” tanya Putri. “Perkenalkan, mereka Raja Smith, Ratu Helena dan Pangeran Ray, mereka dari Kerajaan Valent, sahabat dekat ayah nak” sahut Sang Ayah. “Perkenalkan aku Putri Leonna!” sembari menjabat satu-satu tangan mereka. Pangeran hanya terdiam, “Ayo Bryan perkenalkan dirimu!” desis Sang Ayah sambil menyenggol tubuh Pangeran. “Oh, Aku Pangeran Bryan!” sambil terkaget dan menjabat tangan mereka, sesampai di tangan terakhir sebuah nama terdengar “Aku Ray” suara itu terdengar lembut dan meluluhkan hati, *ada apa ini?, Pangeran mendongak dan menatap siapa yang berkata tadi. Dia melihat sesosok pria tampan dengan wajah melankolis tengah tersenyum manis kepadanya, jantung berdegup kencang, keringat dingin merebak keseluruh tubuh, *perasaan apakah ini?. “Oh i i iya” sambil tergagap dia menjawab, kini dia kembali tertunduk malu dengan pipi merah merona. “O iya Ray, kalau ada waktu sering-seringlah mampir kesini” kata Sang Raja. “Iya Pangeran, alangkah bahagiannya aku jika kau sering kesini” kata Putri kegenitan. “Pasti raja dan putri, aku akan menyempatkan diri” jawab Pangeran Ray.
Fajar hampir menjelang, kini pesta telah berakhir, kereta-kereta kencana mewah kini sudah mulai meninggalkan Kerajaan.
“Kami pulang dulu saudaraku” pamit Raja Smith. “Baiklah saudaraku, berhati-hatilah dijalan” pesan Raja Victor. “Aku Pulang dulu Raja, Ratu, Pangeran, dan Putri” pamit Ray kembali disertai senyum paling manisnya. “Iya Pangeran” jawab Putri mendahului yang lain, *genit memang. Ketika Ray hendak berbalik menuju kereta, dua pasang mata pun kini kembali bertatap, Bryan terkaget dan gemetar, dia juga tak tau dengan apa yang dirasakannya. Kereta mereka pun sudah menjauh dan Kerajaan telah sibuk dengan acara bersih-bersih.
Raja, Ratu dan Putri kembali menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. “Aku duluan ya Kakak!” pamit Putri karena melihat Sang Kakak sepertinya tak ingin beranjak dari tempatnya berdiri. “Iya Dinda” jawab Pangeran. Sepasang mata ini masih menatap kepergian kereta Kerajaan Valent yang telah pergi menjauh, seperti ada perasaan tak rela ketika mereka pulang.
Setelah capek berdiri, Pangeran pun menuju kekamar, dia menjatuhkan badannya ke ranjang tempat tidur, menatap langit-langit dan membayangkan kejadian tadi. Pangeran tak tau apa yang sedang ia rasakan, gejolak jiwa, perasaan yang aneh, kenapa setiap dia terfikir dengan sosok Pangeran Ray itu dia jadi gundah gulana dan resah gelisah. Tak lama kemudian Pangeran pun tertidur pulas.
*****
Suatu pagi, Pangeran Bryan pergi ketempat favoritnya untuk memanah di Danau Azura, kali ini dia sendirian tanpa kawalan prajurit. Setelah merasa capek dia lalu beristirahat duduk di tepi danau sambil melempar-lempar batu kecil ke tengah danau, tak tau apa yang sedang dia pikirkan.
Suara kaki kuda berjalan kini terhenti tepat dibelakang Pangeran Bryan, dia tak menyadarinya. Pemuda itu turun dari kuda dan kini menghampiri Bryan, menutup mata Bryan dengan kedua tangannya. Bryan terkaget “Siapa kamu?” sambil melepas tangan tersebut tapi tidak bisa karena terlalu kuat tangan tersebut mencengkram. Pemuda itu kemudian melepas tangannya, Bryan berbalik, matanya tertuju langsung ke mata Pemuda itu, jantungnya berdetak kencang, keringat dinginnya kini keluar, dia tertegun. “Hey!”, kata tersebut memecah pandangannya dari Pemuda nan rupawan. “Apa kabar?” sapa Ray, “Ba ba baik” kata Bryan tergagap.
Mereka kini sedang terlibat percakapan hangat ditepi danau tersebut, saksi bisu pertemuan kedua insan ini. Waktu terus berlalu, kini Ray meminta Bryan untuk mengajarinya memanah karena dia tidak terlalu mahir. “Ajari aku memanah dong Bryan” perintah Ray, “Hmmm, boleh boleh, pakai panahku aja, kamu kan gak bawa panah” sahut Bryan, “Oke deh” jawab Ray sambil mengedipkan mata genitnya. Ray memegang anak panah tersebut, kini dia mengarahkan ke target, tapi posisi panahnya salah, kemudian tangan Bryan membenarkan arah panahnya dari belakang tubuh Ray. Tak sengaja tangan Bryan memegang tangan Ray, Ray berbalik dan tak sengaja wajah mereka ternyata berdekatan, kedua bibir itu terpisah hanya 1 cm, entah apa yang terjadi, refleks Ray yang kemudian mengecup bibir Bryan secara tak sengaja, setan telah menghampiri pikirannya kini, Ray melumat bibir Bryan dengan segenap kasih sayangnya, karena ternyata Ray telah menyimpan perasaan yang salah kepada Bryan, Dia mencintai Bryan sejak pertemuan dikerajaan tersebut. Bryan terkaget sejenak kemudian melepaskan bibirnya dari bibir Ray, Bryan tak tau apa yang telah terjadi kini, ini perbuatan nista yang tak pernah ingin dia lakukan, air matanya menetes.
Bryan beranjak pergi, lari menuju kudanya meninggalkan Ray tanpa sepatah katapun dan juga tanpa memberi kesempatan Ray untuk menjelaskan apapun, dengan muka sembab dan air mata yang terus menetes dia memacu kudanya, “kenapa hal ini terjadi?” kata Bryan dalam hati.
Tubuh Ray melemas, dia duduk tak berdaya, kenapa hal ini bisa terjadi, dia menyalahkan dirinya sendiri “Dasar bodoh bodoh bodoh!” sambil memukul tanah tempat dia terduduk.
*****
Kejadian itu telah berlalu seminggu yang lalu, malam ini tapatnya saat makan malam dikerajaan. “O iya Putriku, Ayah dan Ibu berencana akan menikahkanmu dengan seorang Pangeran dari kerajaan tetangga” kata Raja. “Benarkah Ayah?, dengan siapa aku akan menikah Ayah? Apakah tidak apa-apa jika aku mendahului kakak?” jawab Putri Leonna. “Tanya kakakmu itu dulu anakku” kata sang Ibu. “Ho? Kenapa aku, kalau memang dinda sudah siap menikah kakak pasti merestuinya dinda” kata bijak Bryan keluar dari mulutnya. “Wahhh, benarkah kakak? Makasih kakakku yang paling tampan” kata Putri dengan riang sambil menghampiri kakaknya dan mencium pipinya, “Ayah dengan siapa aku akan menikah?” tanya Putri. “Kau akan menikah dengan..... Pangeran Ray, nak” jawab sang Ayah. Deggg!, kalimat itu mengagetkannya, hatinya hancur, luluh lantak, kini hanya sakit dan sesak didada seketika itu juga. Bryan berdiri dan berlalu meninggalkan meja makan dengan menyisakan kebingungan disana, dia berlari menuju kamarnya, menangis sekuat-kuatnya, berharap hal itu tak terjadi.
“ Tuhan, mengapa kau takdirkan aku akan hal seperti ini, apakah yang salah dengan perasaan ini. Aku tahu ini rasa yang salah Tuhan, tapi aku sadar kalau aku sekarang mencintainya. Aku mulai menyayanginya, dia yang mampu membuat hatiku bergetar, dia yang membuat aku nyaman, dan dia yang aku inginkan Tuhan.” Rintihan hati Bryan.
*****
Semenjak saat itulah, kini Bryan semakin mengurung diri dikamarnya, makan pun jarang, dia sudah tak mempedulikan dirinya. Kerajaan Alegra telah mengumumkan pernikahan Putrinya dengan Pangeran dari Kerajaan Valent. Dan Pangeran Ray pun tak berdaya atas keputusan dari kedua belah pihak yang telah menyetujuinya, Ray sebenarnya tak menginginkan hal ini tarjadi.
Suatu pagi, Bryan berfikiran untuk mengirimkan sebuah surat kepada Pangeran Ray, dia berencana untuk menemui Pangeran Ray di tempat favorit Bryan dan juga merupakan tempat awal cinta mereka terajut.
“ Ray, temui aku didanau nanti sore” surat tersebut ditulis oleh Bryan dan dia sematkan ditubuh seekor burung merpati *jadul banget kan. Dengan penuh harap Bryan menulisnya dengan tinta merah yang mana merupakan darah suci dari sayatan tangannya sebagai bukti cintanya kepada Ray.
*****
Bryan kini terduduk manis dipinggir danau menunggu orang yang dia cintai dan ingin dia miliki. Air mata tak terbendung mengalir dipipi Pangeran rupawan ini, sudah tak sanggup rasanya dia menahan rasa sakit ketika mengingat apa yang akan terjadi pada pernikahan Ray nanti.
Tak lama kemudian Ray pun datang, dengan wajah penuh kasih sayang dan rasa bersalah dia menghampiri Bryan, dia duduk disamping Bryan dan mengusap air matanya yang terus mengalir. “ Janganlah kau menangis Bryan, aku sekarang disini bersamamu, aku tak akan kemana-mana” kata Ray sedikit berusaha menenangkannya. “Kenapa ini harus terjadi Ray, kau tau aku telah menyayangimu, kau yang buat aku nyaman dan ada buatku selama ini, hatiku hancur, sakit Ray” sambil terus menangis Bryan menjelaskan. Kini Ray memeluk Bryan dengan penuh kasih sayang, “Bryan, aku menyayangimu, kamu milikku dan aku milikmu, aku tak menginginkan pernikahan ini, tapi aku tak bisa menolak semua ini, apa harus kita lari dari kenyataan semua agar kita hidup bersama selamanya Bryan?” jelas Ray. “Apa?” Dia melepas pelukan Ray, “Apa kau tak memikirkan bagaimana perasaan adikku nanti Ray? Lebih baik aku mati daripada aku harus melihat kesedihan diantara keluargaku Ray, aku rela melepaskanmu walaupun yang ada hanya sakit...” Bryan terus menangis.
Dengan sekejap Ray langsung mengecup bibir Bryan agar ia tak meneruskan kata-katanya, bibir mereka bersatu dalam sebuah irama ritmik penuh kasih. Mereka hanyut dalam cinta kali ini, nafsu telah meracuni fikiran mereka karena saking besarnya cinta diantara mereka, tak sehelai benangpun menutupi tubuh mereka, mereka kini telah terjerumus kedalam surga kenikmatan dunia, desah halus penuh cinta, tetes air mata pun mengalir tipis diantara pipi mereka. Danau Azura, saksi bisu terjadinya hubungan nista antara dua insan yang saling mencintai ini. Tubuh mereka bersatu dan kini jiwa mereka dan bagian dari hidup mereka telah bersatu. Kini mereka terlelap berdua dalam pelukan kasih sayang ditepi danau tersebut, sampai akhirnya tepat dini hari Ray terbangun memakai pakaiannya dan memakaikan pakaian Bryan yang telah terlepas dan menulis sebuah kalimat dalam secarik kertas.
“Maafkan perbuatanku ini sayangku, aku menyayangimu, jiwa kita telah bersatu, kamu sakit, akupun sakit. Jangan lagi kau teteskan air matamu karena itu terlalu barharga buat jatuh. Aku akan tetap menikahi adikmu. Kau adalah milikku, aku akan tetap menyayangimu.” Kalimat pendek tersebut ia letakkan disamping Bryan dan akhirnya Ray meninggalkannya sambil mengecup keninga Bryan.
Bryan telah terbangun, dia tersadar apa yang telah terjadi malam tadi. Bryan membaca secarik kertas yang ia temukan disampingnya, sambil membaca Bryan pun telah meneteskan air matanya. Sudah mengira semua hal ini akan terjadi, dan semua keputusasaan sudah merasuk ketubuh Bryan, dia bagaikan sebuah kaca yang telah retak, sekali jatuh maka akan hancur. Kini dia menganggap semuanya telah sia-sia, lebih baik dia mati untuk mengakhiri penderitaan ini.
Bryan berdiri ditepi danau dan sebilah belati telah ada ditangannya.
“ Tuhan, ini sudah waktunya terjadi, aku rela mati jika ini adalah yang terbaik, biarkan aku bahagia disisimu.” Dan jjjllleeeppp, belati tersebut telah menusuk perutnya, tubuh Bryan terjatuh kedalam danau, seketika danau biru tersebut kini talah berubah menjadi merah, seketika turun hujan disertai munculnya Pelangi cantik didanau tersebut.
“ Tuhan, ini sudah waktunya terjadi, aku rela mati jika ini adalah yang terbaik, biarkan aku bahagia disisimu.” Dan jjjllleeeppp, belati tersebut telah menusuk perutnya, tubuh Bryan terjatuh kedalam danau, seketika danau biru tersebut kini talah berubah menjadi merah, seketika turun hujan disertai munculnya Pelangi cantik didanau tersebut.
*****
Di Kerajaan Alegra sang Raja, Ratu, dan Putri sedang kebingungan mencari keberadaan Bryan. “Kakak, kakak dimana?” Putri sambil teriak dikamar Bryan, matanya tertuju dengan secarik kertas yang ada diatas tempat tidur Bryan, dia membacanya dan berteriak histeris, seketika Raja dan Ratu menghampirinya, air mata mereka mengalir deras, mengerang sejadi-jadinya, mereka telah kehilangan seseorang yang amat mereka sayangi, ya! Pangeran tampan mereka telah tiada, dan mengucapkata perpisahan lewat secarik kertas tersebut.
Berita meninggalnya Pangeran ini telah tersebar kepenjuru negeri, dan menyisakan duka mendalam bagi semuanya. Ray pun tak terkecuali, dia kini telah hancur, belahan jiwanya pergi selama-lamanya meninggalkan dia, andai waktu dapat berputar, Ray lebih memilih untuk tidak hadir dalam kehidupan Bryan jika akhirnya akan seperti ini, namun naas, nasi telah menjadi bubur.
*****
Peristiwa berdarah tersebut telah berlalu, sesuai pesan Bryan, pernikahan mereka akan tetap berlangsung dan kini mereka telah duduk dipelaminan berdua dengan disertai tangis bahagia. “Aku yakin Bryan, kau pasti tersenyum bahagia menyaksikan ini di surga sana” kata Ray, “Iya kak, pasti kakak bahagia disana” sahut Putri Leonna.
Kini semua telah berlalu, kesedihan telah berlalu seiring berjalannya waktu. Dan kini yang ada hanya kebahagiaan yang terlukis dari pengorbanan seorang anak laki-laki yang rela mati demi kebahagiaan orang lain, tapi ini anggapan yang salah.
*** END ***
Kutipan Surat Bryan
Ayah, kau adalah orang paling tegas dan bijaksana didunia ini, aku akan mencoba menjadi orang yang kuat sepertimu, Aku Menyayangimu
Ibu, kau yang telah melahirkanku, kasih sayangmu dan pengorbananmu tak akan pernah kulupa, aku belajar bertahan darimu, Aku menyayangimu
Adikku, kau adalah bidadari cantikku yang selalu membuatku tersenyum, jangan nakal dan dewasalah Adinda, Aku menyayangimu
Untuk seseorang yang aku cintai melebihi cintaku terhadap diriku sendiri, terima kasih telah hadir dalam hidupku, kau akan tahu seberapa besar cintaku padamu, kau yang membuatku menjadi berarti, tak sendiri lagi, dan kau membuatku menjadi mengerti, bahwa cinta itu berhak memilih kemana dia akan melabuhkan dirinya dan mengarungi samudra cinta bersama dengan yang dia kehendaki, Ray, Aku akan Menyayangimu selamanya
Tiba waktunya kini aku untuk melepaskan kehidupan yang sulit ini, aku sudah menyerah dalam keputusasaan, semoga aku akan tetap melihat senyum kalian saat aku disurga nanti, aku pergi tak untuk kembali
Walaupun yang dicinta telah mati, tapi cintanya akan tetap hidup dan membekas dihati.
Aku Pergi ~~~
Ibu, kau yang telah melahirkanku, kasih sayangmu dan pengorbananmu tak akan pernah kulupa, aku belajar bertahan darimu, Aku menyayangimu
Adikku, kau adalah bidadari cantikku yang selalu membuatku tersenyum, jangan nakal dan dewasalah Adinda, Aku menyayangimu
Untuk seseorang yang aku cintai melebihi cintaku terhadap diriku sendiri, terima kasih telah hadir dalam hidupku, kau akan tahu seberapa besar cintaku padamu, kau yang membuatku menjadi berarti, tak sendiri lagi, dan kau membuatku menjadi mengerti, bahwa cinta itu berhak memilih kemana dia akan melabuhkan dirinya dan mengarungi samudra cinta bersama dengan yang dia kehendaki, Ray, Aku akan Menyayangimu selamanya
Tiba waktunya kini aku untuk melepaskan kehidupan yang sulit ini, aku sudah menyerah dalam keputusasaan, semoga aku akan tetap melihat senyum kalian saat aku disurga nanti, aku pergi tak untuk kembali
Walaupun yang dicinta telah mati, tapi cintanya akan tetap hidup dan membekas dihati.
Aku Pergi ~~~
“ Kau akan menemukan Cinta ketika kau nyaman bersamanya “
TAMAT
Produced By : YI, CKP, KPU
0 komentar:
Posting Komentar