Gem of Love (Lomba Cerpen Gay bertema Kerajaan)


By : Sa-Chan
Like sebelum baca!
Dahulu kala terdapat sebuah kerajaan bernama Saint Kingdom, yang di pimpin seorang Pangeran yang akan segera menaiki tahtanya. Kedua orangtuanya yaitu raja dan ratu kerajaan itu sudah memberikan kekuasaan pada anaknya tersebut agar segera memimpin kerajaan yang menjadi satu – satunya mempunyai pertahanan terkuat di benua Monolith. Rupert Terramai, nama pangeran kerajaan itu adalah seorang ksatria juga yang mempunyai kekuatan dan kemampuan mengagumkan. Ambisinya yang kuat dan tekad juga kemauannya yang keras tidak menghalanginya untuk memperluas teritorial kerajaan Saint Kingdom. Perawakannya yang tinggi dan rambut pirang pendeknya yang selalu membuatnya menjadi perhatian rakyatnya, selalu memakai armor berwarna putih, membawa pedang sekaligus perisai berukirkan lambang simbol kerajaannya.
Namun di balik semua kesuksesannya itu, ada seseorang yang selalu mendukungnya dari belakang memberi pangeran Rupert kemudahan dalam setiap peperangannya melawan monster ataupun naga, yaitu seorang Sorcerer atau bisa di sebut Magician. Biasanya seorang Sorcerer atau Magician kebanyakan adalah seorang wanita, tetapi di kerajaan ini berbeda. Elfan Narsillia seorang sahabat sekaligus Sorcerer terkuat di kerajaan Saint Kingdom adalah seorang pria meskipun namanya terlihat seperti wanita. Tubuhnya yang agak kecil, dengan rambut hitamnya yang panjang dan memakai penutup mata juga membawa wand atau tongkat sihir kebanggaannya. Elfan adalah seorang Royal Sorcerer yang melindungi keluarga kerajaan dari marabahaya, tetapi ada sebuah rahasia yang selama ini di simpan oleh Elfan daripada Rupert sang pangeran. Walaupun sejak kecil Elfan sudah memakai penutup mata, dia bisa melakukan semua kegiatannya dengan normal seperti biasa.
“Kali ini tujuanmu ke mana, nak ?” tanya sang raja di sela makan malam mereka.
“Infinite Formido, ayah tidak usah khawatir aku sudah melakukan berbagai pelacakan di sana dan sebentar lagi area itu akan menjadi bagian dari Saint Kingdom” jawab Rupert menjelaskan dengan lugas bersikap hormat walaupun sang raja sudah cukup tua.
“Kau akan membawa Narsillia bersamamu ?” tanya sang raja kembali.
“Kali ini tidak, aku akan pergi diam – diam. Kondisinya saat ini agak buruk jadi aku ingin dia beristirahat di istana dengan tenang” balas Rupert lagi.
“Kau yakin tidak bersamanya ? Sudah sejak kecil kalian selalu bersama, apakah dia tidak akan marah dengan keputusanmu ?” imbuh sang raja lagi masih khawatir.
Rupert hanya terdiam tatapannya agak menerawang dan terlihat aura kecemasan di sana.
“Aku tidak mau membuatnya terluka di medan peperangan ayah, jadi tolong rahasiakan ini darinya. Terpenting adalah sekarang aku harus menaklukan Infinite Formido” tukas Rupert tegas beranjak dari kursinya dan berlalu.
***
Keesokan harinya Rupert dan ribuan prajuritnya sudah berjalan menjauhi istana dan menuju tujuan mereka untuk menaklukan Infinite Formido, sebuah area yang mempunyai aura gelap dan terdapat banyak monster - monster berkeliaran. Meninggalkan Elfan di istana, tidak membawa seorang pendamping yang selalu menemaninya di medan perang. Rupert tahu kali ini perjalanannya cukup berbahaya dan dia tidak mau melibatkan Elfan, meskipun dia tahu sahabatnya itu adalah Sorcerer terkuat di kerajaannya. Perasaan ingin melindungi Elfan membuatnya menjadi orang yang egois dan arogant, takdir akan merubah semua itu.
“Yang Mulia apakah Anda melihat Pangeran Rupert ?” tanya Elfan sambil membungkuk memasuki ruangan takhta kerajaan dan menyapa sang raja.
“Bukankah dia baru saja pergi ke Infinite Formido ?” jawab sang raja namun langsung menutup mulutnya karena sudah kelepasan bicara.
“Apa ?” kaget Elfan langsung mendongak menatap sang raja.
Dengan gerakan cepat berbalik dan menggenggam tongkat sihirnya dengan kuat sekaligus merapal sebuah mantra mengucapkan “Teleport”. Muncul sebuah portal berbentuk lingkaran yang di hiasi ornament sihir, sebelum memasuki portal tersebut Elfan menengok ke arah sang raja dan berkata,
“Saya akan melindungi Rupert dengan sekuat tenaga saya, Yang Mulia” ujar Elfan lalu menghilang dari balik portal tersebut.
Keadaan di Infinite Formido sudah cukup mendesak dari kubu Saint Kingdom, banyaknya jumlah monster dan sihir kegelapan yang melingkupi daerah itu membuat mereka terdorong mundur karena sebagian besar prajurit telah tiada juga tidak kuat menangkis kekuatan para monster. Kekuatan sihir cahaya yang di keluarkan oleh Rupert juga tidak sebanding dengan banyaknya pasukan para monster di depannya. Tiba – tiba dari arah belakang terdengar suara lantang menggumamkan sebuah mantra sihir,
“Freezing Field !!” teriak Elfan menapakkan tongkat sihirnya ke atas tanah dan lima meter di arah depannya para kumpulan monster dalam jumlah besar menjadi beku.
“Summon Comet !!” lanjut Elfan, lalu muncul sebuah komet besar jatuh di kumpulan monster yang membeku tersebut dan langsung mati tidak berdaya.
Rupert terkejut melihat Elfan datang seorang diri, membuat emosinya sedikit naik.
“Kenapa kau datang ke sini ? Padahal aku sudah bersusah payah untuk merahasiakannya darimu” ketus Rupert mendekat ke arah Elfan.
“Aku tidak akan membiarkanmu berperang seorang diri saja, kita sudah pernah membuat janji akan selalu bersama bukan ? Setidaknya hanya ini yang bisa kuperbuat untukmu, jadi jangan bertingkah Rupert” balas Elfan tidak mau kalah.
“Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu !! Kenapa kau tidak pernah mengerti perasaanku, Elf ?” sahut Rupert menaikkan suaranya dan mengambil nafas pelan.
Elfan cukup terkejut dengan pernyataan Rupert barusan, apakah dia mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya ? Yaitu mencintainya ? Benar hal tersebut adalah rahasia besar yang di miliki oleh Elfan pada Rupert selama bertahun – tahun. Tapi Elfan tidak mau berharap terlalu tinggi, dia mengerti dengan posisinya dan Rupert mereka berdua tidak akan pernah bersatu.
“Terima kasih akan kepedulianmu padaku, tapi saat ini bukan yang tepat untuk membicarakan hal tersebut para prajurit kita sedang mati – matian melawan para monster – monster itu” balas Elfan mengalihkan pandangannya dari tatapan Rupert yang mengintimidasi.
Rupert menghela nafas lalu berkata, “Aku akan menghukummu jika sudah selesai nanti, Elf”
“Aku tahu” balas Elfan cepat.
Meskipun sudah banyak monster yang menghilang dari area itu, tetap saja masih terdapat sisanya yang harus di singkirkan. Terutama sub-monster atau mini boss monster yang sedang berdiri di hadapan mereka berdua. Dengan cepat Elfan merapal mantra untuk menguatkan sihir yang di miliki oleh Rupert dan pangeran tersebut bergerak maju dengan lincah membunuh beberapa sub-monster itu dengan pedang perak miliknya. Kemampuan sihir menyembuhkan yang di miliki oleh Elfan sangat berguna saat peperangan seperti ini. Dia banyak menyelamatkan para prajurit yang terluka parah hingga bisa berdiri kembali dan mensupport mereka dalam berperang.
Saat melihat ke arah belakang ternyata sudah banyak monster – monster lagi yang mengelilingi Elfan dan para prajurit tersebut.
“Ba ... Bagaimana ini Sorcerer Elfan ?” gugup kapten prajurit kerajaan Saint Kingdom tersebut.
Menghentakkan tongkat sihirnya ke tanah muncul sebuah lingkaran sihir dan muncul dinding – dinding api yang melindungi mereka lalu membakar semua monster yang ingin memasuki lingkaran sihir tersebut. Setelah para monster hilang di bagian belakang Elfan menghilangkan mantranya dan terengah – engah karena terlalu banyak mengeluarkan sihir.
“Kau tidak apa – apa Elfan ?” tanya Rupert yang sudah kembali dari arah depan membunuh para sub-monster tersebut.
“Tenang saja aku, .... “ ucapannya terhenti karena dengan gerakan reflek maju ke belakang Rupert melindunginya dari serangan panah monster yang masih hidup.
Sontak saja Rupert terkejut dengan tubuh Elfan yang sudah tersungkur ke tanah karena panah tersebut cepat mengenai dada kiri Elfan yang tidak sempat merapal mantra sihir.
“Hei, bertahanlah” sahut Rupert berusaha mencabut panah tersebut dari tubuh Elfan, namun Elfan melarangnya.
“Jangan, jika kau melepasnya aku akan langsung tiada. Ini adalah panah sihir” balas Elfan menahan tangan Rupert, lalu menggenggamnya dengan tangan yang sudah gemetar.
“Pakai sihir penyembuhan Elf, jangan membuatku cemas !!” ketus Rupert tidak sabaran dengan ekspresi wajah cemas.
“Tidak bisa, panah sihir ini menyegel kekuatan sihir penyembuhanku” ujar Elfan menyeka bibirnya yang sudah mengeluarkan darah lalu berusaha berdiri dari rangkulan Rupert.
“Aku mencintaimu Rupert” ucap Elfan mencium bibir Rupert dengan lembut yang membuat sang pangeran terkejut diam.
Tiba – tiba muncul sihir lingkaran cahaya yang menaungi Rupert beserta para prajurit yang masih hidup di belakangnya.
“Mungkin hanya ini yang bisa kulakukan terakhir untukmu, Rupert” lanjut Elfan lagi tersenyum ke arah Rupert yang berusaha keluar dari lingkaran cahaya tersebut, namun tidak bisa.
“Jangan bercanda Elf ! Keluarkan aku dari sini !” sahut Rupert berteriak.
“Ini adalah sihir penghabisanku, akan muncul dengan skala besar dan mempengaruhi daerah sekitarnya. Jika aku tidak melindungi kalian dengan lingkaran cahaya tersebut, maka kalian juga akan terkena dampaknya” balas Elfan menatap Rupert untuk terakhir kalinya, lalu berbalik ke arah depan menghadap pasukan monster yang masih banyak mengelilingi mereka.
Dengan tenaga tersisa, Elfan melempar tongkat sihirnya ke udara lalu terjatuh kembali lagi dengan posisi tegak. Masih terdapat panah sihir yang menancap di dadanya, Elfan merapal mantra dan tubuhnya terangkat ke atas,
“Blizzard !!” teriak Elfan dengan lantang, sekejap kemudian muncul badai salju dengan kapasitas besar memenuhi Infinite Formido membekukan apa saja yang berada di area tersebut tanpa terkecuali monster – monster yang berada di sana.
Rupert juga para prajurit yang berada di dalam lingkaran cahaya tersebut melihat takjub sihir es yang di miliki oleh Elfan tersebut, dalam beberapa detik daerah tersebut sudah menjadi kawasan dingin seperti jaman es. Elfan mengakhiri mantranya lalu berpegang kembali pada tongkat sihirnya mengambil nafas.
“Hentikan Elf !! Keluarkan aku agar bisa mengobatimu !!” sahut Rupert masih bersikeras ingin keluar dari sihir lingkaran cahaya itu.
“Miracle Relic !!” teriak Elfan lagi tidak menghiraukan ucapan Rupert, lalu muncul sebuah Relic berukuran besar berbentuk simbol kerajaan Saint Kingdom yang berdiri di tengah – tengah area tersebut.
Seketika semua monster yang berada di daerah Infinite Formido itu hilang dan kegelapan di sana menjadi terang karena awan kegelapan yang menaungi tempat itu sudah berubah menjadi awan normal seperti biasa. Elfan terjatuh terjongkok ke atas tanah masih memegang tongkat sihirnya sebagai pegangannya.
“Selesai sudah, Infinite Formido sekarang milik kerajaan Saint Kingdom juga milikmu Rupert dan pekerjaan terakhirku ... “ ujar Elfan berbalik ke arah Rupert yang masih melihatnya dengan cemas.
Mengambil nafas kuat – kuat, Elfan dengan cepat menarik panah sihir yang menancap di dada kirinya, lalu melemparnya asal. Darah segar keluar dari mulutnya, lalu merapal sebuah mantra kembali.
“Resurrection” ucap pelan Elfan, seketika sihir cahaya melingkupi tubuh para prajurit yang terbaring tiada di atas tanah dan mereka hidup kembali.
“Elf ? Kau mempunyai sihir itu ?” kaget Rupert tidak percaya.
Elfan mengangguk pelan dan berjalan mendekat ke arah Rupert, namun tubuhnya tidak terkontrol lagi akhirnya dia tersungkur ke tanah yang sudah subur.
“Sihir itu harus mengorbankan hidup sang perapal mantra dan itu sudah menjadi tugasku sebagai Royal Sorcerer di Saint Kingdom, jadilah raja yang bijaksana Rupert” ujar Elfan pelan lalu menutup matanya begitu juga akhir dari sihir lingkaran cahaya yang melindungi Rupert dan para prajurit yang masih hidup tersebut.
Sontak Rupert langsung merangkul tubuh Elfan erat dan mengguncang – guncangnya, berusaha membangungkan Elfan yang sudah meninggal.
“Hei, bangunlah Elf !! Bangunlah !! Bahkan aku belum sempat mengatakan aku juga mencintaimu” sahut Rupert berlinang air mata melihat wajah Elfan yang tersenyum.
Rupert memeluk tubuh Elfan yang sudah dingin dan berteriak keras sehingga membuat gema di seluruh Infinite Formido, menangisi seseorang yang di kasihinya. Menyesali perbuatannya dan tidak pernah mengerti akan perasaannya sendiri terhadap Elfan. Terlalu ambisius dengan tugasnya untuk menaklukan daerah yang belum menjadi kekuasaan Saint Kingdom dan melupakan seseorang yang mencintainya dengan segenap hati.
I’m the eye your storm.
Your lions roar.
On the battlefield.
My love will be your shield.
No cause for alarm.
I will come to arms.
The world could fall.
We’d still be standing tall.
And when you think all hope has gone.
My beating heart will drive you on
Our love is bullet proof.
There’s no breaking through.
You can take your shot, but nothing can stop us.
I’m the moonlight star, reflecting in your heart.
If you lose the ground.
I’ll never let you down.
So when you think all hope has gone.
I will be your secret weapon.
I will fight for you, give my life to you.
When you can’t see the sky.
I will make you fly.
I’ll be dreaming ‘till i’m no longer breathing.
Rising from the wreckage.
Fighting to protect this .. Gem of Love
You’re all i’ve ever dreamed of, so I’m fighting to protect this love.
Nb : ( Terinspirasi dari lagu Gem Of Love OST. Dragon Nest Movie by Keely Hawkes )
The End
Produced By : YI, CKP, KPU

0 komentar:

Posting Komentar