Spanish Guitar (Melodi Cinta Tiada Akhir )



By. Yudhi Miliknya Eryandi
“ Denting-denting melody cinta nan-syahdu, menyusuri setiap jiwa yang terbuai asmara. Siapa yang tau nada apa yang akan tercipta dan terdenger dalam jiwa mereka. Kisah kasih romantis yang mengalun indah, seperti sebuah spanish guitar yang di mainkan dengan fasih menciptakan suara-suara nan merdu membuat mabuk kepayang dalam dunia cinta “.
0 0 0 0 0
Di sebuah cafe seorang pemuda sedang melayani para tamu yang datang untuk menikmati makan malam ataupun sekedar nongkrong. Wahyu andrian kusuma, seorang pemuda yang kerja paruh waktu di sebuah cafe yang cukup besar di kota x. Ia berangkat kerja Setiap menjelang jam 4 sore hingga jam 12 malam, ia kerja sebagai waiter di cafe tersebut. Di tempat inilah kisah bermula, sebuah alunan merdu spanish guitar mendetingkan nada-nada murni setulus sebuah hati yang jatuh cinta pada pandang pertama. Membuat jiwa yang kasmaran ikut hanyut dan menyatu menjadi sebuah lagu romantis.
Tepat pada malam minggu, wahyu merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda asing dari luar negeri. Pedro pemuda gagah dan tinggi dengan sepasang mata berwarna coklat terang yang mampu menghipnotis seseorang yang menatapnya, pedro berasal dari spanyol datang ke indonesia dengan tujuan wisata. Bisa dikatakan pedro hampir mirip dengan Jhon foo. Pedro berkunjung ke cafe dimana wahyu bekerja, malam itu pedro datang bersama 3 temannya yang lain sekedar untuk makan malam.
Ketika Wahyu selesai melayani tamu di meja sebelah Pedro duduk bersama teman-temannya, ia pun di panggil oleh Sebastian teman Pedro. Setelah Wahyu menanyakan pesanan ketiga teman Pedro, pada saat itu tatapan antara Wahyu dan Pedro bertemu kemudian menciptakan sebuah getaran-getaran alunan nada cinta dalam jiwa kedua insan tersebut. Keduanyapun saling membuang pandangan ke arah lain, tak bisa di pungkiri wajah keduanya memerah menahan rasa yang tercipta. Teman-teman pedro pun bertanya ada apa gerangan dengan wajahnya yang memerah seketika, namun Pedro tak menjawabnya. Hanya sebuah senyuman yang ia perlihatkan kepada teman-temannya.
Setelah Wahyu selesai melayani Pedro dan teman-temannya, ia dengan segera menuju toilet dan menggenggam dadanya, dan bertanya-tanya pada hatinya. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta, cinta pada pandangan pertama kepada mahluk ciptaan tuhan begitu indah. Lalu Wahyu membasuh mukanya ke wastafel toilet dan kembali bekerja melayani setiap tamu-tamu yang datang. Untuk memandang Pedro yang duduk bersama teman-temannya Wahyu merasa malu dan senyum-senyum sendiri.
Begitu pun Pedro hanya berani memandang Wahyu sekilas yang tengah sibuk melayani para tamu yang berdatangan. Tak bisa dihindari keduanya seringkali bertemu pandang. Salah satu temannya yakni Carlos keheranan melihat tingkah Pedro yang selalu membolak balikan kepalanya seperti mencari sesuatu. Begitupun sebastian dan antonio ikut bertanya kepada Pedro perihal sikapnya yang sedikit aneh di mata teman-temannya.
Waktupun berlalu begitu cepat, waktu jam kerja pergantian shift malam. Wahyu telah mengganti baju kerjanya di looker room bagi para karyawan cafe dan ia bersiap-siap untuk pulang. Di lain tempat Pedro bersama teman-temannya memutuskan untuk kembali ke penginapan, namun Pedro menyuruh teman-temannya untuk duluan pulang dengan alasan ia melupakan sesuatu di cafe tempatnya makan.
Ternyata Pedro ingin menemui Wahyu di tempat cafe tersebut. setelah ia kembali ke cafe ia tidak mendapati Wahyu berada di ruangan itu lagi. Kemuadian ia mencoba menanyai karyawan lain di cafe itu, ternyata Wahyu sudah pulang karena pergantian shift malam. Pedro sedikit kecewa karena tak bisa menemui Wahyu, ia pun kembali menyusul teman-temannya. Berharap esok ia masih bisa bertemu dan bercengkrama dengan waiter café yang membuatnya jatuh hati.
0 0 0 0 0
pagi harinya, di sebuah kos seorang pemuda yang masih tertidur lelap di atas tempat tidurnya mulai membuka mata dari alam mimpi yang begitu indah. Cahaya mentari menerpa di pipi tembemnya melalui sela-sela pantulan kaca jendela kamar kosnya, Wahyu masih terbaring membayangkan seorang pemuda semalam di cafe tempatnya bekerja dan entah siapa namanya. Karena tak ada kesempatan baginya untuk berkenalan ataupun berbicara kepada pemuda asing tersebut.
Wahyu berharap dalam hatinya ia masih diberi kesempatan oleh tuhan agar bisa berjumpa dengan pemuda asing tersebut dalam sebuah kesempatan entah itu kapan dan dimana. Hanya yang kuasa yang mampu mengaturnya, sebuah harapan insan yang kasmaran. Sebuah pengharapan apakah akan terwujud ataupun tidak, namun bagi wahyu hanya bisa mendoakan dan menjalaninnya.
Sebuah denting-denting alunan spanish guitar mulai memantulkankan suara dari hatinya, apakah ia bisa menjadi sebuah lagu dalam permainan spanish gitar tersebut ? hatinya selalu berharap hal tersebut terjadi.
Setelah Wahyu terbangun dan membereskan kamarnya, ia mulai bersiap-siap berangkat ke kampusnya. Jarak antara kampus dengan kosnya lumayan jauh bagi pejalan kaki, untungnya ia mempunyai motor matic pemberian orang tuanya karena berhasil meraih ip tinggi 2 semester terahir. Di kampusnya Wahyu banyak di lirik oleh teman-teman wanitanya, dan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya menambah kesan cowok smart. Tampang uke yang ia peroleh dari gen orang tuanya menambah kesan eksotis berdarah campuran Bali-Sumbawa. Tak telak pula ia selalu dilirik para pemuda seme yang menatapnya di kampus atau di tempat kerjanya. Namun bagi Wahyu belum saatnya ia ikuti nalurinya mencari sebelum ia menemukan seseorang yang benar-benar bisa membuatnya mampu tersenyum karena cinta dan ketulusan.
Seperti biasa setelah kuliah berahir Wahyu biasa diajak ke kantin oleh Talita teman kelasnya. Satu-satunya teman Wahyu yang mengetahui bahwa Wahyu Gay. Talita cewek ayu yang memiliki sifat lembut, mereka berdua menjadi akrab semasa ospek penerimaan mahasiswa baru. Setiap kali Wahyu membutuhkan bantuan Talita selalu menolongnya, begitupun sebaliknya.
Setelah di kantin keduanyapun memesan pesanan masing-masing sebagai menu sarapan pagi yang tertunda bagi wahyu karena tidak sempat mempersiapkan sarapan tiap paginya.
“yu . . ntar malam kamu ada kegiatan gak ?? “ Talita memulai obrolannya
“ jam 4 aku masuk kerja Ta, dan itupun gak sempet buat nemenin kamu”
“yahhh . . . aku belum nanya dah kamu jawab, payah  “
“ ya apalagi kalu bukan minta ditemenin, lagian kan ada si Deno tu yang bisa kamu ajak “
“ dia mah selalu sibuk dengan PKMnya, ya biasa anak rajin di kampus “
“ nah . . . kenapa gak kamu yang nemenin si Deno “
“ ngapain ??? . . . . . . . “ Talita mengangkat sebelah alisnya keheranan dengan kata Wahyu
“ kan bisa saling nemenin Ta, , , hehehehe “ tetap fokus pada makanannya
“ (-_-) . . . . “ Talita memanyunkan bibirnya
Namun, Talita melihat sikap aneh Wahyu. Talita memperhatikan baik sahabatnya tersebut yang melamun dan senyum-senyum sendiri di meja kantin kampus. Talita membatin dalam hatinya, ada gerangan apa yang tengah di alami sahabatnya tersebut hingga ia terlihat bahagia sendiri. Sebagai sahabat Talita tentu faham dan tak ingin ikut campur dengan kehidupan Wahyu, namun ia hanya bisa mendukung dan memberikan nasihat yang baik kepada sahabatnya.
“ ciye. . . ciye. . . ciye. . . yang lagi kasmaran melamun saja dari tadi “ Taliata mencoba menyadarkan Wahyu dari lamunannya
“ ehh . . . hmm . . ga. .gak koq, siapa yang kasmaran ?? suer. . “ Wahyu menjawab pertanyaan Talita dengan gugup
“ hm m m bener ni ?? yakin ?? awas ntar ksambet loh melamun mulu “
“ iye. . iye . . gak koq, oh ya Ta aku duluan ya ada kegiatan yang harus aku kerjakan “ berdiri dan meraih tasnya
“ oh. . . ok, aku juga ni Yu ada jadwal . . see you next time ya, kalo bisa jangan melamun lagi ya  , hehehehehe “
Keduanyapun beranjak dari kantin dan memutuskan untuk pulang. Wahyu pun segera menuju parkir mengambil motor maticnya. Dalam perjalan pulang ke kos mengendarai motornya Wahyu membayangkan pemuda asing tersebut dalam ingatannya yang telah terbuka dan mengeluarkan memori-memori bahagai dalam angannya. Tanpa ia sadari bahwa di depannya ada anak kucing yang melintas dan dengan sigap Wahyu menahan rem motornya, Ckiiitttt. . . . . suara ban yang bergesekan dengan aspal karena tekanan rem motornya. Wahyupun mengelus dadanya karena terkejut bahkan orang-orang disekitar jalanpun menoleh ke sumber suara yang cukup keras, ia pun berhenti dan mematikan motornya, ia turun dan menuju ke tempat anak kucing tersebut.hampir saja terjadi kecelakaan di depan pertokoan tepatnya di depan supermarket. Wahyu mencoba melihat-lihat bagian tubuh anak kucing tersebut apakah ada luka ataupun tidak.
Setelah melihat dengan cukup jelas bahwa keadaan anak kucing tersebut baik-baik saja, iapun bangkit dan kembali ke motornya. Ternyata tanpa ia duga-duga, ia berpapasan dengan pemuda asing nan-gagah di depan supermarket tersebut, Pedro pemuda yang membuat Wahyu seperti berada dalam genggamannya dan dimainkan seperti Spanish guitar. Setelah pertemuan di café tempatnya bekerja semalam. Keduanya tak dapat berkata-kata mematung saling memandang satu sama lain, “ oh tuhan apakah ini takdirmu mempertemukanku dengan orang yang membuat ku mabuk dan menari kedalam alunan musik Spanish guitar yang bermain dengan indahnya “ keduanya membatin bersamaan.
Kemudian Wahyu tersadar dari rasa kakunya, dan mengalihkan pandangan kea rah lain. Keduanyapun saling melemparkan senyuman, setelah itu Wahyu hanya dapat menundukan wajahnya karena rasa malu hingga badannya bergetar karena rasa gugup berada di depan orang yang membuatnya merasakan jatuh cinta. Bisa dibayangkan betapa wajahnya memerah.
Ternyata tidak sampai disitu saja, Pedro mencoba mencairkan suasana dengan mengulurkan tangannya mengajak berkenalan “ Pedro rodrigues “, Wahyu pun membalasan uluran tangannya “ Wahyu andrian kusuma “ ia merasa semakin salting di depan pemuda yang bernama Pedro tersebut.
Setelah perkenalan tersebut salah satu teman Pedro menyusul dari pintu supermarket, Sebastian. Sebastian merasa tidak asing dengan wajah Wahyu dan menerka bahwa ia pernah melihatnya di sebuah café kemarin malam, Wahyupun mengenalkan dirinya kepada Sebastian dan menjelaskan bahwa memang benar bahwa ia tidak salah orang.
“ owhh . . . jadi kamu waiter semalam di café itu ?? senang berjumpa dengan mu Wahyu. Kenalkan Sebastian wildford, dan ini sahabatku Pedro rodrigues “
“ kami sudah berkenalan koq sebastian “ imbuh Pedro
“ iya senang bertemu dengan kalian “ Wahyu mencairkan suasana karena keduanya terlibat percakapan dengan bahasa yang tidak ia mengerti sama sekali.
“ Wahyu, bisakah kita berjumpa lagi nanti malam di café semalam ?? “ pinta Pedro kepada wahyu.
“ ohh . . . iya bisa , , , kebetulan saya kerja disana dari jam 4 sore sampai jam 12 malam” dengan semangat Wahyu menjawab pertanyaaan yang di berikan Pedro.
“baiklah sampai bertemu nanti malam “ Pedro memberikan senyum terbaiknya.
Merekapun berpisah dan menunggu pertemuan nanti malam, setelah pertemuan singkat tersebut Wahyu sangat senang dan bersyukur karena bisa mengetahui nama pemuda yang mencuri hatinya.
0 0 0 0 0 0
Setiap mimpi, setiap keinginan, dan setiap harapan bisa terwujud bila diraih dengan tulus dan penuh keyakinan bahwa masih ada kemampuan untuk meraihnya. Seperti yang terjadi pada Wahyu saat ini, entah mimpi apa hingga ia bisa bertemu dengan pemuda asing dari Negara lain yang mampu mencuri hatinya. Dan mempertemukannya di depan supermarket karena insiden hampir menabrak si pussy cat  .
* * * * *
Setelah waktu yang di tunggu-tunggu tiba Wahyu segera meraih baju kerjanya dan mengganti baju biasanya. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Pedro, dalam hatinya selalu memanggil nama Pedro seperti sebuah petikan spanish guitar yang baru saja dimainkan dengan not-not indah dan romantis. Sebuah harapan ia ajukan dapatkah ia menjadi spanish guitar dalam genggaman lengan Pedro yang kokoh dan memainkannya dengan lembut.
Setibanya di tempat kerja, kawan-kawan Wahyu yang kerja disana cukup terkejut karena kedatangan Wahyu untuk shift jam 4 terlalu cepat 20 menit. Bahkan Andara teman Wahyu kerja sedikit heran dan terkejut dengan kedatangan Wahyu.
Setelah sedikit bercengkrama dengan teman-teman kerjanya, Wahyupun mulai bekerja setelah pergantian Shift kerja. Tidak heran karena rasa tidak sabar ingin bertemu seringkali Wahyu melihat ke arah pintu café berharap disana Pedro telah datang dan memandangnya. Apakah segila ini bagi orang yang kasmaran ? perasaan yang ingin meledak dan mengatakan kepada dunia bahwa ia jatuh cinta. Suara-suara sayup terdengar semakin manis dan mengalun dengan lembutnya bermain dalam hati Wahyu, ia seringkali didapati oleh Andara menengok ke arah pintu entah siapa yang ia tunggu batin Andara.
0 0 0 0 0
Setelah menunggu cukup lama, Wahyu memutuskan istirahat di luar café. Ia menghela nafasnya karena orang yang di tunggu tak kunjung datang, “ apakah ia tidak akan datang ? ataukah aku terlalu berharap ia datang ? tapi dia sudah berjanji akan datang malam ini “ Wahyu berbicara pada diri sendiri. Lalu setelah cukup istirahat ia memutuskan masuk kembali untuk melayani para tamu yang berdatangan, dan tiba-tiba terdengar suara orang yang memainkan gitar di dalam café yang tersedia langsung live music.
Ia cukup penasaran siapa yang memainkan gitar tersebut dengan indah. Setelah dicermati dengan baik ternyata Pedro lah yang memetikan suara gitar khas spanish tersebut. Wahyu terdiam karena heran melihat Pedro sudah ada di café tersebut. ” Sejak kapan ia datang ? dan kenapa aku tidak melihatnya ? ” wahyu bertanya kepada hatinya
“ selamat malam buat para tamu yang sekarang sedang makan ataupun duduk disana, bisakah saya minta perhatiannya sebentar. Saya Pedro rodrigues dari spanyol. aku akan memainkan sebuah music dengan gitar yang ku pegang ini dan ciri khas spsnish guitar, dan aku persembahkan buat seseorang yang sudah mencuri hatiku yang sekarang juga ada disini“ suara Pedro terdengar memecah suasana dari sound system di café tersebut
Suasana dalam café itupun sedikit menjadi lebih rileks dan antusiasme para tamu lain yang ingin tau siapakah gerangan orang tersebut ? dan ingin mendengarkan permainan spanish guitar Pedro.
Alunan permainan café pun bermain dengan indah dan membuat suasana disana terasa romantis, bahkan ada pasangan yang bangun untuk berdansa di bagian yang sedikit luas bagi para pensa dalam ruangan café tersebut. Wahyu ikut terhanyut dalam alunan musik spanish guitar yang di mainkan oleh pedro. Bahkan ia berandai gitar tersebut adalah dirinya yang berada dalam genggaman lengan Pedro.
“ Dalam ruangan café ini, kamu memainkan permainan gitarmu dengan bagus, para tamupun antusias mendengarnya, bahkan ada yang hanyut alunannya hingga merekapun berdansa “ Wahyu berkata dalam hatinya
Dalam suasana yang romantis tersebut, Wahyu terduduk diantara tengah kerumunan tamu yang berdatangan, “ apakah kamu tau aku duduk disini menyaksikan mu Pedro ? bahkan membayangkan aku berada dalam pelukanmu dan menjadi milikmu “ Wahyu kembali membatin di hatinya dan menutup kedua matanya menikmati alunan melody spanish guitar yang bermain.
Permainan gitar Pedropun selesai di akhiri dengan tepuk riuh tangan para tamu. Kemudian Pedro bangkit dari tempatnya menuju ke tempat wahyu terduduk, dan meraih tangan Wahyu mengajaknya keluar.
Setelah berada di luar rungan café, Pedro membawa Wahyu ke dekat jalan sepi disekitar café tersebut, keduanya saling menatap dan tak ada yang berani memulai percakapan terlebih dahulu. Bahkan Pedro sedikit mengeluarkan air mata karena merasa senang bisa dekat dengan Wahyu. Begitupun wahyu, hanya saja ia sedikit heran perihal Pedro menitikan air mata.
“ Te sientas entre la gente, Cierras tu ojo, Y sueñas que soy tuyo Pero yo no siquiera se que estas ahí
Me gustaría tenerte entre mis brazos amor “
“ ( Anda duduk dengan orang-orang , menutup mata Anda Dan mimpi aku milikmu, Tapi aku bahkan tidak tahu Anda berada di sana. Saya akan senang untuk memiliki Anda dalam pelukanku ) “
Pedro memulai perckapan terlebih dahulu dan menggenggam kedua tangan Wahyu.
“ maaf apa yang kamu katakan ?? saya tidak faham “ Wahyu menanyai Pedro
“ aku ingin kamu menjadi miliku , maukah kamu menjadi spanish guitarku yang akan selalu kubawa dan ku bopong, lalu memainkannya dengan lembut “ pedro memeluk wahyu dengan hangat
Wahyu tak dapat berkata-kata setelah mendengar penuturan dari Pedro. Ia pun mengiyakan pertanyaan Pedro. Bahkan mereka berdua berpelukan dengan hangat, semakin hangat bahkan tak bisa di cerna dengan kata-kata. Rasa romansa yang di hadirkan dalam jiwa keduanya seperti not-not yang dimainkan dengan spanish guitar.
Dalam pelukan yang hangat tersebut keduanya tidak menyadari bahwa ketiga Teman-teman Pedro menyaksikan dari jauh, sebastian, carlos, antonio. Mereka bertiga ikut senang melihat sahabatnya Pedro bisa menemukan kebahagiaanya.
+ + + + +
“cinta bukanlah sesuatu yang bisa dihentikan, tetapi cinta akan selalu terdengar seperti suara indah yang dimainkan dengan lembut, sebuah spanish guitar melambangkannya “
'Kebahagian dalam cinta adalah soal bagaimana menyikapi kenyataan yang ada'
-_-_- happy ending-_-_-

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Romantis banget sih.bener bener ada gak ya di dunia nyata

Posting Komentar