SKETSA


By : Ventus Strom Phoenix
Nb : Maafin aku ya membs,selisih jalan yeuh sama si kampret ‪#‎jitakMayo‬. Yoh di RCL ulang 
Selamat menjalankan ibadah puasa
###
Lohaaaa, Readers!!!! Remember me??? Pasti udah pada lupa ya?
Ada kalanya seorang penulis berada dalam kondisi di mana dia sedang ingin menulis sebuah cerita, namun kenyataannya dia kehabisan stok cerita. Nah, itulah yang sedang aku alami saat ini. Ya, aku sedang kehabisan stok cerita. Tetapi untungnya imajinasiku juga tidak ikut-ikutan habis. Karena itu aku masih bisa menulis cerita, walaupun bukan cerpen. Aku menulis cerita pendek –sangat pendek malahan. Kalian pasti pernah nonton sketsa di salah satu tv swasta bukan? Nah, cerita yang aku sajikan kali ini berbentuk sketsa. Tapi sketsa yang kubuat ini tidak selucu dan sekeren yang ada di tv. Dijamin garing deh, pokoknya.
Ya udah. Pokoknya Happy reading wae lah!!!
Sketsa 1 “ Main “
Raka sedang berbaring di kamar kosnya bersama dengan Dimas kekasih yang baru di dapatkannya beberapa minggu yang lalu. Raka sangat sayang pada Dimas. Begitu juga sebaliknya dengan Dimas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, tapi keduanya masih asyik mengobrol sambil manja-manjaan.
“Beibs, kita main yuk! Selama ini kita kan belum pernah ‘main’ sama sekali,”bisik Raka di telinga Dimas. Tampaknya malam ini Raka sedang ingin ‘main’ dengan ukenya itu.
“Tapi ini udah malem lho, beibs. Apa besok nggak kesiangan bangunnya gara-gara kecapekan main?”kata Dimas sambil memainkan gadgetnya.
“Nggak apa-apa lah, beibs. Lagian kan besok kuliahnya masuk siang. Please mau ya, beibs,”Raka merengek-rengek seperti anak kecil minta dibelikan permen.
“Iya deh,”akhirnya Dimas pun menyetujui ajakan Raka.
“Bentar dulu ya, beibs, aku mau pipis dulu,”Raka langsung ngacir ke kamar mandi.
Tak berapa lama, Raka sudah keluar dari kamar mandi. Dia langsung memeluk Dimas dari belakang sambil menciumi leher Dimas.
“Udah kan pipisnya? Nah, sekarang lempar dadunya! Kamu yang main duluan!”Dimas berbalik sambil menyerahkan dadu yang digenggamnya pada Raka.
“Apa ini beibs?”tanya Raka sambil menerima apa yang diberikan oleh Dimas.
“Dadu lah. Masa permen. Udah jangan banyak omong lagi, cepetan lempar dadunya!”
“Bukannya kita mau ‘main’ ya, beib? Kenapa malah mau main ULAR TANGGA? Gimana sih?”Raka mengernyitkan dahinya.
“Lha katanya kamu ngajakin main?”
“Maksud aku itu main…..”Raka menepuk jidatnya, dia tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Dan dia pun langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Sketsa 2 “ Beras “
“Beibs… tolong masak nasi, buat makan malam kita berdua nanti ya!!! Aku lagi sakit nih,”kata-kata Dika terdengar bergetar. Sekarang dia sedang sakit demam.
“Oke sayang. Yaudah, kamu istirahat aja ya!!!”Ajun mengusap kepala Dika kemudian mengecup keningnya yang panas karena demam.
“Ohya, beibs, berasnya jangan lupa dicuci dulu ya!!!”Dika mengingatkan pacarnya itu.
“Siiippp,”Ajun mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.
Setelah menghilang beberapa saat, Ajun kembali ke kamar Dika untuk menanyakan sesuatu.
“Sayang, kemarin kamu naruh deterjennya di mana? Aku nggak nemu-nemu nih,”mendengar pertanyaan Ajun itu, Dika langsung mengerutkan keningnya. Alisnya saling bertautan.
“Bukannya aku nyuruh kamu masak nasi ya, beib? Kok malah nyari deterjen?”
“Katanya berasnya harus dicuci dulu? Makanya aku nyari deterjen,”mendengar jawaban Ajun, mata Dika langsung melotot.
“Kamu itu bodoh apa memang tidak tahu? Memangnya ada gitu nyuci beras pakai deterjen? Yang ada nanti kita berdua mati keracunan,”
Ajun hanya garuk-garuk kepala sambil mendengarkan ocehan Dika.
Sketsa 3 “ Coklat “
“Ya, ampun Kian! Jangan makan coklat terus! Tau gak kalau coklat itu gak baik buat mata,”Saga menegur Kian yang sedang nyemil coklat sambil nonton DVD drama korea.
“Yang bener? Yaudah, kalau gitu aku nggak mau makan coklat lagi. Takut kenapa-kenapa sama mataku,”Kian langsung melempar coklat batangan yang tinggal setengah ke atas meja.
“Hahahahah…. Ternyata kamu gampang banget dikibulin ya, Yan,”Saga tertawa tak henti-hentinya. Sampai-sampai perutnya sakit gara-gara tertawa karena tingkah polos Kian pacarnya itu.
“Maksudmu?”Kian bingung dengan ucapan Saga.
“Gini ya, dari dulu itu yang namanya coklat itu emang nggak baik buat mata, tapi baik buat perut biar kenyang. Wkwkwkwkwkwk….. ”
Sketsa 4 “ Pisang “
Uke : “Baby, kamu tau gak? Dulu itu aku gak suka pisang, tapi sejak aku nyicipin pisangnya si Melky, sekarang aku jadi suka. Apalagi pisangnya si Melky ukurannya pas, manis lagi. Pokoknya yummy banget deh,”
Seme : “Apa-apaan kamu itu? Pakai nyicipin pisangnya Melky lagi. Padahal kan aku juga punya pisang. Enggak kalah lah sama punyanya Melky. Coba aja kalau kamu udah nyicipin pisangku, pasti kamu bakal ketagihan juga,”
Uke : “Ohya? Sini biar aku cicipin pisangmu!”
Seme : “Nih!”
Uke : “Wow!!! Pisangmu ternyata lebih besar daripada pisangnya Melky. Pisangmu juga lebih wangi aromanya. Rasanya juga lebih manis. TOP BGT lah,”
Seme : “Iya dong. Siapa dulu yang punya? Sammy gitu loooohhhh,”
Uke : “Kalau gitu aku pesen dua sisir ya. Mau bikin kolak pisang buat dijual ke pasar besok,”
Seme : “Siiiiiippppp,”
Sketsa 5 “ Pilihan Sulit “
Maruli tengah bertengkar hebat dengan Kiki dan disaksikan oleh Zahra.
Maruli : “Maafin gue Ki! Gue mau kita putus! Soalnya gue udah nemu orang yang cocok buat gue. Orang yang bisa nerima segala kekurangan gue. Dia adalah Zahra. Calon istri gue. Dia baik dan solekha,”
Kiki : “OooOhhhh… jadi elo mutusin gue dan lebih memilih dia. Kesimpulannya, elo suka sama yang baik, solekha, dan berhijab kayak dia. Oke, tapi gue nggak bakal mutusin elo gitu aja. Besok elo bawa dia ke sini pada jam yang sama. Gue pengen liat nanti elo bakal tetep milih dia atau gue,”
Keesokan harinya Maruli bersama Zahra datang ke tempat yang sama seperti yang telah dikatakan oleh Kiki tempo hari.
Kiki : “Maruli !!!!!”
Maruli : “Siapa kamu? Aku nggak kenal sama lo,”
Kiki : “Baru sehari aja udah lupa. Ini aku Mas. Kiki. Pacarmu,”
Zahra : “Mas Maruli dia siapa Mas? Kenapa dia ngaku-ngaku pacarnya Ma?”
Maruli : “Tenang dulu Zahra! Pasti ini salah paham,”
Kiki : “Salah paham gimana? Aku ini kan memang pacarmu Mas. Ini aku Mas. Rizki Setyadi,”
Maruli : “Ya ampun Kiki. Kenapa kamu jadi begini? Apa yang terjadi sama kamu?”
Kiki : “Aku melakukan ini demi kamu, Mas. Sekarang aku sudah menjadi orang yang kamu inginkan, Mas. Sekarang aku sudah berhijab dan aku juga aku sudah belajar membaca al-qur’an. Aku sudah jadi solekha kan, Mas. Nah, sekarang Mas Maruli harus pilih dia atau aku!!!”
Zahra : “Ayo, Mas, pilih dia atau aku!!!”
Maruli : “Gue bingung musti milih siapa. Tapi udah gue pikirin matang-matang. Zahra, maafin, Mas ya!!! Mas harus milih kamu dan menolak dia,”
Kiki : “Tiiiiiiiiiiiidddddddddddaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkk…………….!!!!!!”
TAMAT 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

top lah yang bikin cerita. gokil banget.

coba kao ada yang versi panjang kaya cerpen pasti nambah seru dehc.

Posting Komentar