Becareful (Oneshoot)


By: Kai Febrian
Hmmmm....... enaknya pagi ini aku bisa terbangun oleh suara ayam jago di pekarangan rumah kakek, walau semalam aku ketakutan karena mendengar suara lolongan srigala dari arah hutan (mungkin saja anjing hehe), sesuatu yang selalu aku nantikan dalam 1 tahun panjangku yang penuh kerja dan kuliah. Ya hari ini adalah hari ke tiga libur kuliah dan beruntungnya managerku membiarkan jadwal pemotretanku kosong aku buka mata dan dengan gembira aku sibakkan selimut dan langsung berlari menuju dapur, di dapur sudah ada nenek yang sedang menanak nasi dalam tungku (bukanya apa ya.. memamng setiap aku liburan aku gak mau makan nasi dalam rice cooker. Karena nasi yang dimasak di atas tungku itu lebih enak dan juga ada kerak nasinya yang rasanya gurih.. hehehe) “hm...... “ gumamku saat melihat segelas susu kedelai kesukaanku sudah ada di atas meja, aku langsung mengambil susu itu “selamat pagi nek.... susu kedelai kan ini??” “kai, cuci muka itu pakai air bukan pakai susu” jawab nenek sedikir memarahiku, karena memang nenek sama galaknya dengan ibuku yang pasti setiap pagi ngomong gini (“kai, cuci muka itu pakai air bukan pakai hp :’( ) hahahahaha itulah aku Kai Febrian, sekarang usiaku sudah 20 tahun dan aku berkuliah di salah satu univ swasta terbesar di kotaku, di samping itu aku juga bekerja sampingan sebagai model dan presenter di berbagai acara, aku gak ganteng hanya saja aku beruntung memiliki muka yang kata orang2 sangat indonesia, dengan kulit kuning langsat, mata belo dan tinggi yang lumayan. Haha dan libur kuliah adalah saatnya having fun. Saat liburan gini aku akan alergi bila ada tawaran pekerjaan ataupun harus pegang buku kuliah.
Setelah cuci muka, aku kembali ke dapur untuk minum susu kedelai buatan nenekku , aku juga sudah pesan tahu mentah lengkap dengan sambal ganja (beneran di kasih ganja, tapi sedikit hehe  :p). Karena aku cucu lelaki satu2nya di keluarga besarku, jadi aku mendapatkan perhatian lebih dari kakek dan nenekku, aku juga sudah menjadi model sejak aku SMA, jadi bisa dikatakan aku bisa membeli apa yang aku suka. Desa nenekku berbeda negara dengan rumahku, karena aku dan ibu harus pindah ke luar negeri untuk ikut ayahku yang menjadi kepala di sebuah perusahaan logistik yang besar.
“hari ini aku mau jalan2 muter2 kampung sampe puas ya nek,, boleh ya !!!!” mencoba pasang wajah melasku “iya nanti kamu ditemani pak kusno ya” jawab nenekku agak berat “ah, gak seru nek, sendirian ja ya, gak mungkin juda digondol keong kan (karena saat kecil aku paling takut sama keong di desa nenek GEDE GEDE BUAANGEEET) hehe.. boleh ya nek”. “biarlah nek , kan setahun sekali” kakekku menimpali. “iya, tapi sampai jam makan siang saja ya, kalau nyasar lagi jangan lupa telfon”. Aku tidak menyalahkan sikap nenek yang bahkan lebih ingin me’mingit’ku di area rumah atau kebun dan lahan kakek, karena aku suka nyasar dan tak tau arah, aku juga takut nyetir motor atau mobil katena trauma pernah kecelakaan dulu.
Tepat pukul 8 pagi aku selesai mandi dan memakai semua kosmetik penghadang jerawat,, hehe maklum kan mukaku barang dagangan...  .. aku berjalan keliling kampung ini dengan bersepeda, jalanan disini belu di aspal dan banyak sekali sungai di desa ini, bahkan masih ada hutan yang banyak sekali buah buahanya. Aku dandarkan sepedaku pada batang pohon besar di tepi sungai dan aku langsung turun ke sungai, aku sangat suka berpetualan, aku duduk pada sebuah batu besar di tengah sungai dan megamati ikan2 yang ada di dalamya, suasana sangat sejuk karena sungai ini berada tepat di tepi hutan. Saat sedang asik melamun tiba2 aku melihat ada buah pisang di tepi hutan, pisang hmmmmm,,,,,,, aku langsung berada di bawanya dan mengeluarkan pisau dari dalam tasku, ya memang dimanapun aku selalu membawa pisau, korek api dan alat setrum hehe, kalau pisau dan korek api tentu saja untuk hal2 berurusan dengan makanan, sedangkan alat setrum hanya untuk berjaga2 jika ada orang jahat.
Langsung kupotong batang pisang itu dan kemudian aku kembali ke rumah nenek. “nek, aku bawa pisang”, “ambil dari kebun kai?” “nggak kok,, ada di tepi hutan yang disebelah sungai yang besar itu lho nek”jawabkui “jangan bemain di hutan itu lagi ya,, bahaya” “he,emh,,, he,emh,,” aku hanya mengangguk sekenanya sambil bermain hp.
Malam tiba, dan saat seperti inilah yang aku benci dari hidup di desa, sepi dan gelap banget, baru jam 7 aja sudah seperti kota mati,dan lagi suara lolongan anjing. Saat makan malam nenek menceritakan tentang apa yang aku bawa tadi siang dan darimana asanya, kakek yan seumur umur belum pernah marah padaku tiba2 melotot dan melarangku untuk pergi ke tempat itu lagi, katanya hutanya angker dan bla bla bla bla bla banyak banget, jngan ini jangan itu, boleh, asal jangan main di hutan.
Keesokan harinya aku membawa pancing dan memancing di tempat kemarin, ya karena sejak usia 6 tahun aku hidup di kota jadi aku gak terlalu percaya hal2 mistis tentang hantu, jadi aku enjoy aja main di sungai, “kreeek” tiba tiba terdengar suara seperti ranting patah dari arah hutan yang sukses membuat buluku berdiri, sepertinya suasana mejadi sunyi dan panas,, suaranya semakin terdengar keras dan mendekat ke arahku, aku menjadi kaku dan berkeringat, aku sangat gugup, namun tiba2 suara itu berhenti. Aku coba menoleh pelan pelan, dan saat aku lihat ternyata itu adalah kelinci putih yang besar,,, haaaaaaaaaaaaaaaa aku langsung membayangkan kalau malam ini aku akan makan sate kelinci sampe puas, nyam nyam, aku ambil batu dari sungai dan aku timpuk keras2 kelinci itu” inkk” terdengar jeritan dari kelinci tersebut, karena batuku mengenai salah satu kaki belakangnya. Kelinci itu berlari pincang ke dalam hutan dan tentu saja aku tak akan mensia siakan kesempatan ini, aku kejar kelinci itu ke dalam hutan, dan terus mengejarnya lebih jauh ke hutan dan kelinci itu menghilang, tapi aku sangat takjub dengan hutan ini begitu rindang, banyak bunga angrek, dan buah buahan, tentu saja buah pisang, aku sempat melihat ayam hutan dan beberapa ekor landak, kemudian aku berbaring pada akar pohon besar yang berada di tepi air terjun dan tertidur. Saat aku bangun jam tanganku menunjukkan pukul 2 siang, tentu saja aku sudah melewatkan jam makan siangku dan terlihat beberapa panggilan tak terjawab dari nenekku, aku langsung telfon lagi nenekku. Tuut...tuut...tuut... “asalamualaikun nek... aku sekarang berada di” kata2ku tgerputus saat aku mendengar suara orang tertawa dari balik pohon,,, “halo,, nek,,,nek,,,” sial ternyata hpku lowbat dan mati. Tapi suara orang tertawa itu terus saja terdengar dari arah air terjun, aku coba mengintip pelan dengan menggenggam sebuah batu ditanganku. Aku sangat terkejut ketika kuliah seorang pemuda sedang tertawa ketika ia dililit seekor ular besar, aku langsung berlari menghampiri pemuda itu “heh, awas hati hati,,,” pemuda itu langsung terdiam dan menatapku, namun dia langsung menahanku ketika melihatku ingin memukul ular yang melilitnya “apa yang akan kamu lakukan pada peliharaanku” bentaknya dengan keras yang sukses membuat beberapa burung terbang “peliharaanmu??” tanyaku “ya,,, lagian kamu siapa? Kenapa begitu berani masuk ke hutan angker ini?” “a-aku kkai!! Kamu sendiri siaopa dan ngapain di hutan angker ini?” “bukan urusanmu” jawabnya super jutek bahkan lebih jutek dari ibuku saat sedang datang bulan (hehehehe just kidd). “aku..u.uu” aku gugup ketika dia berjalan ke tepi sungai dan kulihat dia telanjang, kulitnya bahkan lebih putih dariku, dia lebih tinggi dan badanya lebih tegap dan berisi, mukanya lebih terlihat seperti orang kota daripada orang desa “kamu kenapa.?? Eh lemparin celanaku dong,”i-iya..ni” aku menyodorkan celana pendeknya dan membuatku menelan ludah. “kenapa mukamumerah?” tanyanya. “ga- gapapa” aku terus menlan ludah. Sumpah cowok ini bahkan lebih seksi dari marco (teman modelku). “kamu siapa? Kok ada disini?” aku coba bertanya “gak punya nama. Kamu sendiri siapa? Yang jelas kamu bukan orang sini kan, hutan ini sangan angker menurut orang desa ini” ni orang malah balik tanya “aku cucunya kakek XXX, aku liburan ke desa ini”. “ oh,,, gitu,,, trus knapa ada disini?” .”aku nyasar, tadi mancing di dekat sungai da...” “ sana balik”timpalnya tanya memberi kesempatan untukku bicara lebih banyak “iya... dasar tarzan” gumamku. Aku langsung pergi membalik badan dan mulai berjalan. “awas ada singa”..... haiiiiissss”APAAAAAAA SINGAAAAAAAAAAAAAAAA”. “ya”. “enteng banget mulutmu ngomong gitu???? Dasar tarzan” jawabku “hahahahaha dasar orang kota, ya kagak ada lah” dalam hatiku (huft sukurlah) “tapi kalau ular yang lebih besar dari ini banyak hahahahaha” “dasar bangk@’” (maaf kata2 kasar). Akhirnya aku diantar ke tepi sungai oleh anak itu dan dia berjanji besok akan kasih aku pisang supaya aku gak masuk hutan untuk ambil pisang lagi, ya karena aku tadi alasan pengen ambil buah pisang di hutan hehehe.
Begitu aku sampai rumah aku ga bisa tidur dan terus tergampar sosoknya yang baru saja keluar dari sungai, sungguh pemandangan yang begitu indah, begitu polos, telanjang dan begitu woooow. Ya tentu saja aku adalah seorang gay, di dalam dunia model sudah bukan rahasia umum lagi, tapi aku adalah orang yang menutupi itu semua,.
Pagi ini aku langsung pergi ke tepi hutan di tempat yang dijanjikanya kemarin, aku menunggu cukup lama dan akhirnya dia muncul, lagi2 dia topless yang berhasil ngebuat aku ngiler lihat badanya yang sungguh indah “ni pisangmu,, dasar monyet”.”thanks ya tarzan”.”hahahahahadasar anak kota”timpalnya lagi “biarlah, week  eh ini aku dapat ikan tadi mancing. Kamu mau makan?” tanyaku “ mau, tapi dimasak di tempatku ya” aku mengangguk saja, setelah aku sembunyikan pisang itu aku ikuti dia dan kita kembali ke tempat air terjun kemarin, kami memutari air terjun itu dan di dalam air terjun itu ada sebuah goa yang aneh, karena di dalamnya ada pintu, “ini rumahku, silahkan masuk” dia membungkuk sok pamer dengan senyumnya yang lebar, “wah keren ini bukan rumah, tapi tempat penelitian”aku terus berdecah. Karena ternyata itu adalah gua buatan yang di dalamnya ada berbagai macam alat penelitian . ternyata si Tarzan ini adalah putra dari seorang peneliti hutan tropis dan sekarang ayahnya sedang melaporkan hasil penelitian pada atasanya dan tidak akan kembali dalam waktu dekat.”waaaah ini mah villa, tarzan hebat hahaha... ok itu dapur kan” aku menunjuk ruangan berisi peralatan stainlishsteel “iya”. Saat itu jam tanganku masih menunjukkan pukul 9:30 pagi dan ini adalah sarapan untuk si tarzan “bos udah mateng nih” aku panggil si tarzan yang sedang mandi di air terjun. “iya iya gak usah pakek triak triak”. Dan glek..... lagi lagi dia telanjang, “ambilin handuk dong” (i-iya..ni) aku menyodorkan handuk yang ada di kursi sampingku.” Kamu kenapa kai, ini sudah kali kedua kamu gugup, jangan2 kamu gay!!!” rasanya seperti tersambar petir saat dia mengatakan hal itu dan aku hanya bisa bingung dan akhirnya menunduk. Tiba tiba dia memelukku ,, aroma bunga dari tubunya menyatu dengan air yang terus menetes dari ujung rambutnya “emh..emh..” aku berusaha menjauhkanya dariku tapi dia terus memeluk dengan erat “tenang aja kai,,, aku juga kok”ucapnya dengan lembut dan terus memelukku, dia mualai melepas bajuku dan mendorongku ke tembok rumah guanya, dia merebahkanku di terpat tidurnya dan melepas ciumanya “kai,,, namaku adalah vian, aku gak mau saat enak nanti kamu panggil panggil aku dengan nama tarzan” , aku hanya mengangguk dan hal itupun terjadi. (edit by admin)
Badan kami berdua lemas dan membuat kami tertidur pulas. Saat terbangun aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 11:30, kulihat vian sudah bersih dan rapi, dia bermain dengan seekor kelinci, setelah mandi aku hampiri dia yang sedang jongkok dan memberi makan kelincinya, aku memeluknya dari belakang, dan “I LOVE YOU” aku bisikkan ke telinganya, “Love You Too Honey” jawabnya sambil mencium daguku. “kenapa kelincinya dibalut” tanyaku. “aku juga tak tau kelinci ini pincang!!”. aku berfikir apa mungkin kelinci ini yang aku sambit dengan batu waktu itu ya,,, hehehehe. “sudah pukul 12:00 ni, antar aku pulang ya”pintaku “iya honey, siap laksanakan”vian menghormat sok gaya, “hm,, banyak tingkah hahahahahaha” kami berdua tertawa bersama
Setelah sampai di tepi sungai vian memelukku dengan erat dia menciumiku dengan begitu lembut “kai,,, aku sayang kamu , sangat sayang kamu, aku cinta kamu, kamu hati hati ya, jaga diri love u”bisikya di telingaku “kamu apaan sih ngomongnya, aku juga sangat sayang dan cinta kamu, besok jangan lupa jemput aku disini ya,, mmmuah” aku langsung pulang ke rumah setelah mencium bibirnya.
saat makan malam aku menceritakan kepada kakek dan nenek kalau aku bertemu dengan seorang lelaki muda peneliti alam di dalam hutan, aku fikir aku tidak akan kena marah, tapi sebaliknya aku dimarahi habis habisan oleh kakek “1 tahun yang lalu ada seorang lelaki dan anaknya mendirikan bangunan di dalam hutan dan meneliti hewan dan tumbuhanya, tapi kemudian anak lelakinya ditelan oleh seekor ular besar dan hingga kini belum ditemukan jasadnya, itulah kenapa orang2 desa ini takut dengan hutan itu nak, hampir setiap malam terdengar lolongan, itu bukanlah anjing , di dalam hutan tidah ada anjing, melainkan teriakan minta tolong dari anak itu” kemudian aku menceritakan tentang semua pertemuan yang aku alami dengan vian, tentu saja kecuali saat aku dan dia berhubunga seks, keesokan harinya aku kakek, nenek, dan warga kampung pergi ke air terjun, dan anehnya tempat yang kemarin adalah bangunan yang bagus di dalam goa, sekarang yanya goa seperti goa lainya, dan tepat di tempat aku melekukan hal itu dengan vian kemarin, ada tulang seekor ular dan tulang manusia, aku bergetar dan menangis sejadinya, dadi ini adalah arti dari pesanya kemarin!!!! Apakah mungkin aku akan bertemu denganya lagi??, aku tidah akan keberatan walau dia hantu sekalipun karena aku sangat menyayanginya.
Nb: SSSSSSSSST cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka jika ada kesamaan nama, karakter dan tokoh, mohon maaf yeee hehe  .
siapapun yang baca ini dan merasa terangsang, mohon maaf, dosa tanggung sendiri hehehe
TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar